"Folter suatu waktu ditanya siapa yang bakal menguasai Dunia? dia menjawab : mereka yang mampu membaca"
Fenomena kita tempo kini;
Al-Quran disamping menjadi kitab untuk dibaca juga merupakan kitab suci untuk direnungi, sekaligus diamalkan. ketika sayidah 'Aisyah RA ditanya mengenai akhlaqnya Rosul beliu menjawab " akhlaq Nabi adalah Al quran" dan Allah pun secara ekplisit memuji Akhlaq Nabi dalam surat al Qalam "Wainnak la'ala khuluqin 'azim".Kita, sebagai umat Islam sekaligus pengikutnya sudah seharusnya untuk berusaha mengikuti, meniru akhlaq beliau, pertanyaan yang timbul darimana kita mengetahui akhlaq, keseharian Nabi sedangkan kita tidak pernah bertemu. Maka, membaca adalah salah satu cara untuk mengetahui siroh Nabi.  walaupun penulis sendiri  tidakmenafi'kan metode yang lain. baik membaca buku-buku siroh, Hadist dan bahkan Al-Quran. Kadang yang menjadi masalah adalah kurang minatnya membaca, padahal ayat yang pertama kali diturunkan oleh Allah adalah perintah untuk membaca, menurut pendapat yang rojih, kuat. Tetapi, membaca saja tidaklah cukup, terutama Al-Quran. Walaupun toh membaca saja tanpa mengetahui maksudnya sudah di beri pahala oleh Allah. Disadari ataupun tidak, Kurang minat baca juga salah satu faktor mundurnya Islam.
Mayoritas orang Islam saat ini sudah terhipnotis dengan budaya-budaya barat yang justru akan membuat Islam sendiri semakin terpuruk. Bukan berarti semua budaya barat jelek, sama sekali tidak! Ada budaya yang seharusnya umat islam ikuti, tiru.Budaya membaca, itulah budaya yang seyogyanya kita terapkan pada diri umat Islam saat ini, setidaknya itulah yang dilakukan Lord Thomas Babington Macaulay. Bayangkan saja, ia mampu membaca buku sambil berjalankaki. kaki Berkelok-kelok menghindari menabrak atau ditabrak orang lain di keramaian pejalan di London, Macaulay mampu berjalan secepat orang lain dan membaca lebih cepat ketimbang orang lain. bukan malah budaya yang justru membuat kita semakin terpuruk semisal  Perayaan Valentine, mencium yang bukan mahramnya dll. Penulis membayangkan kalau kita bisa membaca Al-Quran seenak kita membaca Novel, diulang-ulang seperti kita membaca surat dari sang kekasih. Bisa di prediksikan sebagian besar umat Islam akan lancar membacanya. Kalau sudah terbiasa membaca maka akan timbul rasa untuk mengetahui makna yang dikandungya, dan selanjutnya berusaha untuk mengaplikasikan kedalam kehidupan sehari-hari. Kalau membaca saja kita sudah malas, aras-arasan, apalagi merenungi isinya, malah lebih sulit kalau tidak dikatakan mustahil.Dan tidak hanya terbatas pada Al-Quran saja, namun juga literature-literatur keIslaman yang saat ini hanya menjadi hiasan perpustakaan. Menyedihkan :(!!
Antara kita dengan barat
Kadang diantara kita menganggap bahwa semua budaya Barat harus kita hindari, kita tinggalkan. Pendapat ini sebetulnya tidak salah, tapi apa salahnya ketika kita mencoba menengok apa rahasia dibalik kemajuan mereka, yang dulunya mereka tertinggal jauh justru saat ini mereka yang menguasai dunia. Seperti kutipan yang ditulis dalam buku fann al qira'ah, bahwa dinegara Arab yang tidak mampu membaca (ummy) mencapai 35%, dan yang menyedihkan lagi bahwa setengah dari jumlah wanita di Arab juga buta huruf (ummy).
Dalam situs www.alimbaratur.com dimuat bahwa jumlah buku yang diterjemahkan kedalam bahasa arab sejak masa al ma'mun yaitu sejak abad kesembilan hingga saat ini, hanya mencapai 100 ribu judul buku, padahal di Spanyol atau Jepang misalnya untuk menterjemahkan jumlah tersebut mereka hanya memerlukan waktu 1 tahun. Bahkan di Israel mereka mampu menghasilkan 400 ribu judul buku hanya dalam waktu satu tahun. Ini menunjukan betapa tertingggalnya kita, dibandingkan dengan mereka. Jadi, mengapa kita tutup mata untukmeniru budaya baca mereka, budaya ketekunan mereka, toh sesungguhnya  secara tidak langsung kita juga sudah mengamalkan sebagian dari ayat al quran. Maka di Mesir sendiri sudah dipawekan ajakan membaca  yang dipelopori oleh mantan istri Presiden Hosni Mubarak dengan jargonya "Qiro'ah lil jami'. Semoga saja di Negara kita tercinta Indonesia, pemerintah juga lebih memperhatikan pentingnya membaca disamping kesadaran dari setiap individu.
Semoga Bermanfaat.
Salam hangat :)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H