Permainan catur akhir-akhir ini kembali marak menyaingi sepakbola atau bulu tangkis, gegara kasus akun bernama Dewa_Kipas milik Dadang Subur di Chess com.
Yang berujung mempertemukannya dalam tanding catur dengan GM Irene Kharisma Sukandar, pecatur Indonesia profesional yang menyandang Grand Master Wanita Internasional.
Pertandingan catur ini disiarkan langsung (live streaming) lewat siniar (podcast) Deddy Corbuzier dengan hasil pertandingan dimenangkan oleh Irene Sukandar 3 - 0. Irene sendiri dihadiahi uang tunai Rp200 juta dan Dewa_Kipas alias Dadang Subur, sekalipun kalah tetap diberi hadiah Rp100 juta.
Dari fenomena itu permainan catur makin digandrungi oleh publik pencinta catur di tanah air, baik catur offline maupun catur online.Â
Salah satu platform atau aplikasi catur online yang diuntungkan gegara kasus Dewa_Kipas adalah Chess com. Awalnya Dewa_Kipas alias Dadang Subur sebelum terkenal seperti saat ini memang sering bermain catur omline lewat aplikasi Chess.com, dan akhirnya diblokir oleh pihak Chess.com karena ditengarai melakikan kecurangan. Jadilah kasus ini viral dan heboh di linimasa.
Saya sendiri dari sejak kecil sampai sekarang hobi main catur. Baik sejak sekolah dulu sampai sekarang. Bahkan pada momen-momen khusus, baik masih sekolah maupun sudah kerja seperti sekarang, masih sesekali ikut pertandingan catur. Walaupun sayang lawan saya selalu menang. Hehe...
Main catur itu bagi saya selain hiburan, tentu melatih otak (berpikir). Bagi saya main catur itu sekadar senang dan asyik saja.
Hukum Islam tentang Bermain Catur
Sesekali pernah muncul pertanyaan seperti ini: Apa hukumnya bermain catur dalam Islam? Betulkah ada yang mengharankannya?
Jawabannya, baik, saya kutipkan pendapat ulama bernama Dr. Yusuf Qardhawi dalam bukunya berjudul, al-Haram wal Haram fil Islam (Hala Haram dalam Islam), hal. 416. Ia menyatakan bahwa para ahli fikih (hukum Islam) berbeda pendapat tentang hukum bermain catur, apakah boleh, makruh, atau haram.
Kesimpulannya, Yusuf Qardhawi membolehkan bermain catur mengikuti para ulama klasik yang notabene membolehkan seperti Ibnu Abbas, Abu Hurairah, Ibnu Sirin, Hisyam bin 'Urwah, Â Sa'id bin Musayyib, dan Sa'id bin Jubair.