Ingat, Nabi Adam, kenapa ia diusir dari surga? Karena ia terbuai dan tergoda oleh rayuan dan iming-iming (bisikan jahat) Iblis akan pohon keabadian (syajarat al-khuldi) dan kekuasaan yang kekal atau takmungkin binasa (mulk laa yabla)—Al-Qur'an Surat Taha [20] Ayat 120.Â
Itulah kesalahan (dosa) pertama dari manusia pertama: Menentang firman (perintah) Tuhan agar tidak mendekati pohon keabadian dan kekuasaan yang (seakan-akan) kekal atau takmungkin binasa itu. Sehingga terpaksa Nabi Adam dan Hawa harus rela "turun" dari surga.Â
Ini isyarat dari Tuhan sejak awal, agar orang berhati-hati dengan kekuasaan. Kekuasaan cenderung bisa mengubah sikap dan karakter seseorang. Dari baik bisa menjadi tidak baik, atau dari tidak baik (apalagi) semakin enggak karuan.
Makanya, jika Anda ingin tahu karakter seseorang, tandai saat ia sebelum dan sesudah menjadi pejabat atau penguasa.Â
Hiduplah Anda 3 (tiga) Hari Bersamanya
Kenapa jika Anda ingin mengetahui karakter sesungguhnya (asli) dari seseorang, Anda harus hidup bersamanya dalam waktu 3 (tiga) hari?Â
Waktu dalam 3 hari itu tentu dianggap waktu yang tidak sebentar tapi tidak terlalu lama juga. Terbilang cukup memadai untuk mengetahui karakter asli seseorang.Â
Ingat, kisah Nabi Muhammad saw ketika menyatakan kepada para sahabatnya dalam suatu majelis tentang seorang yang disebutnya akan menjadi penghuni surga.
Tentu, para sahabat sontak merasa terkejut dan penasaran, siapa sesungguhnya seorang yang disebut oleh Nabi saw akan menjadi penghuni surga itu.
Maka, setelah selesai majelis, ada salah seorang sahabat yang penasaran, memohon pada orang tersebut berkenan mengizinkannya untuk ikut pulang (ke rumah) bersamanya.Â
Tujuannya untuk mengetahui apa perbuatan baik yang dilakukan orang tersebut sehingga bisa mengantarkannya ke surga.
Sahabat ini menginap di rumahnya dan menyaksikan segala aktivitasnya selama 3 hari. Dan ternyata ia tidak menyaksikan perbuatan yang istimewa dari orang ini.Â