Saya bisa saja mengatakan, bahwa namanya juga hidup di dunia ini tentu butuh uang, kecuali Anda sudah berkalang tanah dan hidup di alam baka sana, maka otomatis saya percaya, jika Anda tidak lagi membutuhkan uang.Â
Artinya, wajar saja, di dunia ini, tidak ada orang yang tidak butuh uang. Semuanya juga butuh uang. Tidak ada yang gratis di dunia ini. Segalanya harus pakai uang.Â
Munafik jika Anda mengatakan Anda tidak butuh uang. Istilahnya, dari Anda bangun tidur dan berangkat tidur lagi, kepala dijadikan kaki, dan kaki dijadikan kepala, banting tulang, dan peras keringat, hidup Anda tidak lebih demi uang, bukan?
Bukankah seluruh kebutuhan Anda saban hari tidak lepas dari yang namanya uang? Akui saja, tidak usah malu-malu.Â
Kuota internet Anda, bermedia sosial, menonton film (tentu secara daring, bioskop luring belum dibuka karena masih pandemi, segratis-gratisnya aplikasi tetap pakai kuota), dan menulis di blog pribadi atau Kompasiana ini pun, misalnya, jelas itu semuanya sedikit banyak perlu uang.
Tetek bengek kebutuhan pokok, biaya anak sekolah, berangkat kerja pergi pulang (jarak tempat kerja yang jauh dari rumah), berwisata (piknik), bahkan (maaf) sekadar "menyetor" di toilet umum pun, dan seterusnya, itu semuanya tidak ada yang gratis. Semua pakai uang. Bukankah uang bisa membeli apa saja selama ini?
Pokoknya, semuanya butuh uang. Semuanya harus pakai uang. Itu realitas. Dan saya ingin mengatakan bahwa uang itu, sedikit banyak, cenderung atau kadang bisa mengubah karakter seseorang.Â
Dengan kata lain, uang kerap memengaruhi karakter seseorang. Baik atau buruknya karakter seseorang tergantung bagaimana sejatinya ia mengelola dan menyikapi uang itu.
Bahwa ada benarnya, uang itu penting dan dapat membeli segala kebutuhan hidup. Hanya saja, harus disadari, uang adalah salah satu sarana (media) dalam hidup ini.Â
Karena bukankah hidup ini tidak selamanya hanya bisa dibeli dan diselesaikan dengan uang? Jangan penuhi kepala Anda dengan uang. Nanti khawatir tidak muat. Jangan biarkan mata Anda berubah warna gara-gara warna-warni uang.
Bukan apa-apa, karena jika orientasi hidup Anda sekadar uang, maka efeknya, hal-hal penting lainnya dalam hidup ini juga menjadi tidak begitu penting. Hidup akhirnya hanya dinilai dengan uang. Demi uang. Seakan-akan tidak ada yang penting dalam hidup selain tentang uang.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!