Bulan November kembali menyambangi. Curah hujan intensitasnya cenderung tinggi, dan kadang-kadang dibarengi tiupan angin kencang, atau badai.
Nelayan pun enggan melaut. Cuaca ekstrem dan tak bersahabat. Karena sudah masuk musim angin musim barat. Angin laut berhembus kencang, dan ombak cenderung besar. Laut tampak sangat bergairah, dan seakan-akan meluapkan amarah. Tapi itu justru adalah suatu hal yang alamiah dan lumrah.Â
Angin barat dan angin timur diciptakan sebagai pasangan serasi oleh yang Mahamencintai untuk melengkapi semesta ini. Bijaknya, jangan pernah sesekali memungkiri. Itu melawan takdir Ilahi.
Hampir saban hari di bulan November tampak langit berwajah mendung dan tak segan-segan menumpahkan hujan yang tak lagi rinai. Air berebut turun dari langit membasahi bumi, dan menguah deras berkilo-kilo meter kubik. Hujan di bulan November memang kerap begitu.
Sementara ombak di lautan bergulung, menari-nari lincah, dan bergoyang mengikuti alunan keras irama angin barat. Menyuguhkan pentas harmonisasi orkestra semesta. Nikmati saja, itu hiburan gratis adikarya dari yang Mahakuasa.
Bayangkan dan nikmati saja, seakan-akan kita tengah menonton film,"The Perfect Storm"Â (2000), yang dibintangi oleh George Cooney itu.
Saat itu, angin musim barat, kebetulan bulan November pada dekade yang lalu. Saya berada di atas kapal, di tengah lautan lepas Kepulauan Seribu, tengah mengemban tugas, dan demi tuntutan kerja.
Langit gelap tertutup awan, hujan lebat menguah, badai dan ombak besar menerjang, mengayun, dan mengombang-ambingkan badan kapal. Saya dan penumpang yang lain saat itu waswas. Yang bisa dilakukan adalah merapal asma Allah, pasrah, dan tawakal.
Maaf, saya tidak bisa melanjutkan cerita yang mencekam ini. Laut kadang indah, laut pun kadang seolah "marah". Pengalaman yang takbisa terlupakan. Jejak langkah perjalanan hidup yang penuh hikmah.Â
Suasana mencekam saat badai dan ombak besar menerjang kapal pelaut dalam trailer film "The Perfect Storm" itu.