Mohon tunggu...
Muin Tambelan
Muin Tambelan Mohon Tunggu... -

Suara burung sangat asik untuk didengar

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Transportasi Menjadi Penghalang Investor Menuju Kepulauan Tambelan

12 Februari 2016   11:40 Diperbarui: 12 Februari 2016   16:38 964
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Transportasi rakyat Tambelan yang dipakai mengarungi laut Tiongkok Selatan (Foto pribadi)"][/caption]Sejak 8 tahun lalu (Kompas, 30 Mei 2008), bupati Bintan, Kepulauan Riau, Ansar Ahmad menawarkan “tax holiday” (bebas pajak) selama dua tahun untuk memicu industri wisata bahari di pulau terpencil Tambelan.

Pulau Tambelan, sebenarnya sebuah kecamatan yang terdiri dari gugusan pulau sebanyak 84 buah, merupakan pulau terjauh Kabupaten Bintan, terletak di kawasan laut Tiongkok Selatan.

Terobosan “bebas pajak” dua tahun, didukung oleh masyarakat, baik di Tambelan, maupun yang kebanyakannya perantau yang terkosentrasi di Kalimantan, Bintan dan Batam, serta tersebar di seluruh nusantara. Hal ini dianggap seperti “gula” untuk menarik “semut” (investor), baik dari dalam maupun luar negeri.

Tapi sampai hari ini, belum ada “seorang” investor pun yang telah membuka usaha hotel, restoran, diving, sport fishing atau investasi yang berkaitan dengan wisata bahari di pulau yang disebut dengan istilah “pulau Timbalan Riau” tersebut.

Penghalang Investasi di Tambelan

Di provinsi Kepulauan Riau, ada tiga pulau (kabupaten/kotamadya) yang menjadi incaran investor, yaitu Batam, Bintan dan Karimun.

Alasan utama investor memilih tiga daerah investasi ini tak lain adalah “jarak”. Investor yang umumnya adalah Singapura, bisa mengakses hanya dalam hitungan puluhan menit.

Jarak Tambelan dari pulau Bintan (ibukota Kabupaten) atau dari Singapura sekitar 500 KM, sehingga tidak menjadi daya tarik investor Singapura atau investor lain yang berdomisili di Singapura. Dimana mereka lebih suka memilih lokasi yang dekat (mereka sukanya pergi pagi, dan pulang sore atau bisa pergi pulang Singapura kapan saja).

Jarak lokasi, ditambah dengan kondisi transportasi yang senin kamis: kadang ada, tapi lebih banyak tiada menjadikan penghalang masuknya investor berlipat ganda. Belum lagi kualitas transportasi yang jauh dari layak.

Beberapa investor termasuk dari Canada pernah menunjukkan ketertarikannya, tapi kemudian tiada kabar berita. Kendalanya tak lain adalah infrastruktur, jarak lokasi, frekwensi dan kualitas transportasi.

Saran Untuk Bupati Terpilih

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun