Maladewa adalah negara yang terdiri dari gugusan pulau pulau kecil yang terletak di samudra India. Penduduknya hanya sekitar 400 ribu jiwa. Dari sekitar 1900 pulau (kebanyakannya atol), hanya 198 pulau saja yang ada penghuni ! Kemudian, apa uniknya?
Istimewanya adalah tanpa setetes minyak, gas dan tanpa jenis tambang apapun, tetapi "income percapita" Maladewa sebebesar US$ 15,300 (Rp 203 juta). Satu setengah kali dari "income percapita" Indonesia (US$10 ribu). Dari total GDP US$2,8 Milyar (Rp 37 Triliun), sektor wisata (tourist and services) menyumbang sebanyak 73%. Persentase yang sangat tinggi.
Kekayaan Maladewa
     Saat merdeka tahun 1965, negara Maladewa tercatat sebagai 20 negara termiskin di dunia. Namun demikian, industri wisata telah mengantarkan Maladewa menjadi negara dengan pendapatan menengah. Jauh di atas Indonesia yang punya "hampir" semua jenis kekayaan alam (renewable and non-renewable resources) : hutan (kayu), minyak, gas, emas, intan, tembaga, timah, bauksit, pasir kwarsa dan bahkan uranium. Â
     Wisata menyebabkan pertumbuhan ekonomi Maladewa berada di angka rata rata 6,1% sepanjang lebih setengah abad (50 tahun) sejak merdeka. Begitu pula dengan lapangan kerja. Maladewa harus "impor" tenaga kerja lebih dari 60% untuk memenuhi kebutuhan industri wisata mereka.
Apa hubungan dengan Tambelan ?
     Pulau pulau di Kecamatan Tambelan memiliki ciri ciri yang serupa dengan Maladewa. Perbedaannya, Tambelan masih "perawan," belum tersentuh dengan industri apapun. Ada 84 pulau yang didisain untuk "tourist resort" di Maladewa, sedangkan di Tambelan ada 88 pulau yang menunggu untuk dikembangkan sebagai destinasi wisata.
Wisata bukan hanya akan menjadi "engine of growth" dan sumber lapangan kerja, tetapi juga diharapkan akan mendorong sektor sektor yang "terabaikan" selama ini. Hotel hotel akan menyebabkan puluhan pulau di Kecamatan Tambelan terang benderang. Sektor transportasi juga akan "melimpah" sebagai angkutan turis mancara negara dan akan mendorong industri transportasi lokal.
Kita tunggu tangan tangan dingin Pemda Kepri dan Bintan untuk mewujudkan "Maladewa" di Laut Cina Selatan !!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H