Mohon tunggu...
Muh Zadit
Muh Zadit Mohon Tunggu... Penulis - Blogger SEO Copywriting
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Penyiar kreatif dalam pemasaran online, menjangkau audiens luas secara organik, dengan konten sosial media, jurnalistik & SEO blogging, untuk mendominasi pencarian Google, membangun brand awareness, memikat pembaca potensial.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Dibayar 5000 per Kg, dari Minyak Jelantah Warga Cirebon Bisa Dapat Uang dan Pekerjaan

1 November 2023   23:09 Diperbarui: 1 November 2023   23:38 602
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar Penampungan Minyak Jelantah - IG @minyakcirebonhub

Cirebon, 1 November 2023 - Minyak jelantah bekas memasak, yang sering kali menjadi limbah di rumah tangga, kini menjadi sumber potensial penghasilan bagi warga di Cirebon. Dalam inisiatif yang mendukung lingkungan dan ekonomi lokal, beberapa pengepul minyak jelantah di kota ini seperti instagram @minyakcirebonhub telah memberikan penawaran menarik bagi warga untuk mendaur ulang minyak jelantah bekas mereka.

Dalam program yang digelar oleh beberapa pengepul minyak jelantah di Cirebon, warga diajak untuk membawa minyak jelantah bekas hasil menggoreng ke titik-titik pengumpulan yang telah ditentukan. Dalam pertukaran yang bermanfaat, warga akan menerima bayaran sebesar 5000 rupiah per kilogram minyak jelantah yang mereka bawa.

Program ini bukan hanya memberikan insentif finansial bagi warga, tetapi juga memiliki dampak positif pada lingkungan. Minyak jelantah bekas yang diumpamakan sebagai limbah berbahaya jika dibuang dengan sembarangan, dapat dikelola dengan bijak melalui program ini. Hal ini membantu mengurangi pencemaran lingkungan dan mendukung langkah-langkah berkelanjutan.

Salah satu warga yang berpartisipasi dalam program ini, Ibu Siti Rahmawati, mengungkapkan kegembiraannya.

"Awalnya, saya hanya membuang minyak jelantah bekas ke saluran pembuangan, tapi sekarang saya bisa mendapatkan uang dari sisa minyak itu. Saya merasa berkontribusi pada kebersihan lingkungan dan juga mendapatkan tambahan uang."

Pihak pengepul minyak jelantah juga merasa puas dengan respons masyarakat. Program ini telah menginspirasi warga untuk lebih peduli terhadap limbah minyak jelantah dan memberikan mereka kesempatan untuk mendukung upaya daur ulang dan pelestarian lingkungan.

Tentu saja, upaya seperti ini tidak hanya bermanfaat bagi warga Cirebon, tetapi juga menggambarkan bagaimana inisiatif lokal dapat memiliki dampak positif dalam mendukung kelestarian lingkungan dan perekonomian. Dengan harga yang menarik, semoga program ini menjadi contoh inspiratif bagi daerah lain yang ingin memanfaatkan potensi minyak jelantah bekas secara berkelanjutan.

Dalam upaya untuk mengoptimalkan penggunaan minyak jelantah bekas, banyak inisiatif telah diluncurkan di seluruh Indonesia, terutama di kota-kota seperti Bandung, Depok, Bekasi, dan Bogor. Program-program daur ulang minyak jelantah ini membantu dalam mengurangi dampak negatif yang diakibatkan oleh pembuangan minyak jelantah yang sembarangan.

Tidak hanya itu, beberapa kota di Indonesia, seperti Bandung, bahkan mencanangkan program-program "kota hijau" yang mendukung penggunaan energi terbarukan, termasuk biodiesel yang dihasilkan dari minyak jelantah. Langkah ini merupakan bukti konkret bagaimana minyak jelantah bekas dapat menjadi sumber energi alternatif yang ramah lingkungan dan berkelanjutan.

Selain manfaat ekonomi dan lingkungan, pengelolaan yang benar dari minyak jelantah juga menciptakan lapangan kerja lokal. Pengepul minyak jelantah, pabrik-pabrik daur ulang, dan industri-industri terkait membuka peluang pekerjaan bagi warga setempat. Hal ini mendukung pertumbuhan ekonomi lokal dan memberikan kontribusi yang signifikan dalam memperkuat komunitas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun