Tidak ada satu ukuran cocok untuk semua dalam peran ibu. Alih-alih mengecam atau mengkritik ibu yang memilih jalan yang berbeda, mari kita tingkatkan dukungan untuk semua pilihan yang diambil oleh ibu dalam memberikan perawatan terbaik bagi anak-anak mereka. Bukankah esensi dari peran ibu adalah mencintai dan merawat anak-anak kita, apa pun bentuknya?
Sebagai masyarakat, kita perlu mendukung ibu dengan cara yang lebih holistik. Ini berarti tidak hanya mendukung pemberian ASI eksklusif, tetapi juga memberikan dukungan emosional, fisik, dan finansial kepada ibu dalam peran mereka sebagai orang tua.Â
Memberikan ruang bagi ibu untuk berbicara tentang tantangan dan keputusan mereka tanpa takut dihakimi adalah langkah pertama menuju paradigma yang lebih inklusif.
ASI eksklusif tetap menjadi pilihan terbaik bagi banyak ibu dan bayi. Namun, kita tidak boleh mengabaikan kenyataan bahwa setiap ibu memiliki situasi dan tantangan yang berbeda.Â
Saat kita berbicara tentang ASI dan peran ibu, mari kita lakukan dengan penuh pengertian dan dukungan untuk semua ibu, tanpa memandang sebelah mata pilihan yang mereka ambil.Â
Kita semua ingin yang terbaik untuk anak-anak kita, dan itu adalah tujuan yang patut diperjuangkan bersama, terlepas dari jalur yang kita pilih untuk mencapainya. Namun, dengan munculnya pandangan ini, tentu saja ada konflik yang muncul di antara masyarakat dan para ahli kesehatan.Â
Banyak yang percaya bahwa menunjukkan bahwa ASI eksklusif bukanlah satu-satunya pilihan yang benar dapat mengurangi tingkat dukungan dan kesadaran tentang manfaat kesehatan ASI.Â
Muncul pertanyaan: apakah dengan membuka pintu bagi pilihan lain, kita malah mengurangi tingkat partisipasi dalam pemberian ASI secara umum? Penyelesaian konflik ini adalah memahami bahwa memberikan pilihan bukanlah tentang mengurangi dukungan untuk pemberian ASI.Â
Sebaliknya, itu adalah tentang memberikan kontrol kepada ibu untuk membuat keputusan terbaik bagi mereka dan bayi mereka. Ini melibatkan mendukung ibu dalam menjalani peran orang tua dengan cara yang sesuai dengan kondisi mereka.
Namun, dalam perjalanan artikel ini, kita menemukan sebuah plot twist yang menarik. Terlepas dari perdebatan tentang ASI eksklusif, sebenarnya ada banyak ibu yang merasa terjebak di antara konflik ini.Â
Beberapa mungkin merasa terpaksa memberikan ASI eksklusif meskipun situasinya tidak memungkinkan. Di sisi lain, beberapa ibu mungkin merasa disalahkan karena memilih cara yang berbeda untuk merawat bayi mereka.