Sedangkan Gus Kautsar, juga menilai bahwa program-program yang diusung oleh Dhito harus diberikan waktu yang lebih lama untuk keberlanjutan Kabupaten Kediri. Prinsip tersebut yang pernah diutarakan Gus Kautsar saat Silaturahmi Masyayikh dan Gawagis se Kabupaten Kediri bersama Dhito beberapa waktu yang lalu.
Pilkada Kabupaten Kediri 2024 menyajikan pertarungan politik yang tidak hanya berkutat pada figur kandidat, tetapi juga menyentuh ranah keagamaan yang sangat penting di wilayah ini. Dengan dukungan dari ulama-ulama besar NU, pasangan Dhito - Dewi memiliki keunggulan moral dan spiritual yang kuat.
Pada akhirnya, masyarakat Kediri dihadapkan pada pilihan yang menarik: mengikuti figur ulama besar yang telah lama dihormati, atau memilih berdasarkan struktur organisasi yang juga memiliki kedekatan dengan NU namun juga dilarang keras oleh Ketua Umum PBNU. Yang jelas, Pilkada ini bukan hanya tentang siapa yang memimpin Kediri, tetapi juga tentang bagaimana peran agama dan tokoh keagamaan terus memainkan peran penting dalam politik lokal.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H