Mohon tunggu...
Muhammad Viki Riandi
Muhammad Viki Riandi Mohon Tunggu... Penulis - Founder Komunitas Sayang Jiwa dan Otak | Founder Lingkar Yatim Khatulistiwa

Seorang hamba yang sangat bergantung pada Rabb-nya

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih Pilihan

Pemuda Muhammadiyah: Amanah Besar di Tengah Arus Zaman

15 Desember 2024   09:43 Diperbarui: 15 Desember 2024   09:43 48
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Baitul Arqom Dasar PDPM Kabupaten Ketapang ( Dokumentasi Pribadi )

Ketapang, Ahad 15 Desember 2024. Muhammadiyah adalah organisasi yang lahir dari pengorbanan besar, sebuah gerakan yang berakar kuat pada nilai-nilai keikhlasan dan perjuangan. Kita mengenal K.H. Ahmad Dahlan sebagai pelopor yang tak ragu melelang perkakas rumahnya demi mendukung dakwah. Beliau menghadapi hinaan, cemoohan, bahkan mushala, dan langgarnya pernah dirobohkan oleh mereka yang belum memahami visi besar perjuangan ini. Namun, beliau tetap tegar menyampaikan risalah Islam yang mencerahkan, tanpa lelah, dan penuh dedikasi.

Contoh lain adalah Jenderal Sudirman, seorang kader Muhammadiyah yang tangguh. Meski tubuhnya dilanda sakit, ia tetap memimpin perang gerilya, keluar masuk hutan demi membela tanah air. Tidak ada kemewahan, atau kenyamanan yang mengiringi perjuangannya. Jenderal Sudirman wafat di usia muda, bahkan belum mencapai usia 40 tahun, meninggalkan warisan berupa semangat juang yang tak tergantikan. Namanya menjadi simbol keteguhan dan pengorbanan.

Kita juga tak bisa melupakan Pak AR Fachruddin, Ketua Umum PP Muhammadiyah terlama yang menjadi teladan kesederhanaan. Ketika pertama kali ditunjuk sebagai ketua, beliau merasa sangat takut karena menyadari besarnya tanggung jawab. Hingga akhir hayatnya, beliau hidup sederhana, tanpa memiliki rumah pribadi atau kendaraan mewah. Kendaraan roda duanya pun hanya motor sederhana yang menjadi simbol kerendahan hati. Kepemimpinannya menunjukkan bahwa amanah adalah tanggung jawab besar, bukan sarana mencari kehormatan atau kekuasaan.

Muhammadiyah, dalam segala periodenya, selalu berkomitmen pada amar makruf nahi mungkar. Ia hadir untuk mengajak umat menuju pintu surga, bukan pintu neraka. Muhammadiyah tidak pernah menyimpang dari tujuan mulianya: mencerahkan kehidupan bangsa dengan nilai-nilai Islam yang membawa rahmat bagi seluruh alam.

Namun, bagaimana dengan kita, para pemuda Muhammadiyah hari ini ?.  Sudahkah kita menapaki jejak para pendiri yang penuh pengorbanan ?. Ataukah kita justru terseret pada arus yang menjauhkan kita dari semangat Muhammadiyah yang sesungguhnya ?. Jangan sampai kita menjadi Pemuda Namrudziyah yang sombong, Pemuda Fir'auniyah yang haus kekuasaan, Pemuda Qoruniyah yang diperbudak harta, Pemuda Abu Jahaliyah yang keras kepala, atau bahkan Pemuda Syaithoniyah yang mengajak pada keburukan.

Sebagai Pemuda Muhammadiyah, kita memiliki tanggung jawab besar. Nama "Muhammad" yang melekat pada organisasi ini bukan sekadar identitas, tetapi amanah untuk meneladani perjuangan Rasulullah Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam. Kita harus jeli membedakan mana yang halal, dan haram, baik dalam apa yang kita makan, yang masuk ke dompet, hingga yang mengalir ke rekening kita. Pemuda Muhammadiyah harus memiliki furqan, radar keimanan yang bisa membedakan mana yang haq, dan mana yang bathil.

Tantangan di era modern ini semakin berat. Hedonisme, materialisme, dan pragmatisme menjadi arus utama yang sering kali menjauhkan kita dari nilai-nilai Islam. Maka, pantaskanlah diri menjadi Pemuda Muhammadiyah yang siap berkorban seperti K.H. Ahmad Dahlan, yang tangguh seperti Jenderal Sudirman, dan yang sederhana serta penuh tanggung jawab seperti Pak AR Fachruddin.

Mari jadikan Muhammadiyah sebagai ladang perjuangan yang melahirkan kebaikan. Kita bukan hanya kader organisasi, tetapi juga penerus perjuangan Islam yang sesungguhnya. Dengan semangat, keikhlasan, dan pengorbanan, kita akan menjadi Pemuda Muhammadiyah yang membawa nama besar "Muhammad" dalam setiap langkah perjuangan kita.

Jangan gentar untuk berbuat kebaikan, meski dunia sering kali tak menghargainya. Ingatlah, perjuangan kita bukan untuk dunia semata, tetapi demi meraih ridha Allah. Jadilah Pemuda Muhammadiyah yang teguh di jalan dakwah, istiqamah dalam menegakkan kebenaran, dan terus mencerahkan semesta dengan nilai-nilai Islam. Karena menjadi Pemuda Muhammadiyah adalah menjadi penerus cahaya perjuangan Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam.

Mengikuti jejak perjuangan para pendiri Muhammadiyah adalah panggilan jiwa yang penuh hikmah. Mereka tidak mencari pujian manusia, melainkan ridha Allah sebagai tujuan utama. Dalam setiap langkah, mereka mengajarkan bahwa perjuangan untuk menegakkan kebenaran adalah amal mulia yang tidak ternilai harganya. Sebagai Pemuda Muhammadiyah, mari kita warisi semangat itu. Jadilah pelita di tengah kegelapan, penyemai kebaikan di tengah tantangan, dan pembawa harapan bagi umat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun