Mohon tunggu...
Muhammad Viki Riandi
Muhammad Viki Riandi Mohon Tunggu... Penulis - Founder Komunitas Sayang Jiwa dan Otak | Founder Lingkar Yatim Khatulistiwa

Seorang hamba yang sangat bergantung pada Rabb-nya

Selanjutnya

Tutup

Diary

Krisis Dakwah di Kalangan Kader Muhammadiyah: Refleksi Milad ke-112 untuk Kebangkitan Semangat Amar Ma'ruf Nahi Mungkar

18 November 2024   20:06 Diperbarui: 18 November 2024   20:37 128
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
( Dokumentasi Pribadi: Bersama Ketua, dan Sekretaris Pimpinan Cabang  Pemuda Muhammadiyah Kec. Nanga Tayap, Kabupaten Ketapang, Kalbar )

Pontianak, 18 November 2024  Harapan dan Kebahagiaan di Usia 112 Tahun Muhammadiyah 

Hari ini, kita berdiri di titik sejarah yang monumental, 112 tahun sejak Muhammadiyah didirikan. Sebuah perjalanan panjang yang dipenuhi dengan dedikasi, perjuangan, dan pengorbanan untuk menjadikan Islam sebagai rahmat bagi semesta alam. Milad Muhammadiyah tahun ini terasa istimewa dengan dilaksanakannya Tanwir ,dan puncak peringatan di Kupang, Nusa Tenggara Timur.  

Mengusung tema "Semarak Dakwah Mencerahkan Peradaban,"  Muhammadiyah menunjukkan bahwa semangat dakwahnya tetap menyala. Dengan penuh haru, kita menyaksikan bagaimana persyarikatan ini terus berupaya menjawab tantangan zaman, membawa perubahan, dan menjaga Islam tetap relevan di tengah arus modernitas.  

Namun, di balik semua kebahagiaan ini, ada ruang refleksi yang harus kita buka lebar-lebar. Milad bukan hanya selebrasi, tetapi sebuah pengingat akan tanggung jawab besar kita sebagai kader Muhammadiyah.  

  Muhammadiyah: Gerakan Dakwah yang Lahir dari Keprihatinan

Sejarah Muhammadiyah dimulai pada 18 November 1912 di Yogyakarta oleh KH Ahmad Dahlan. Saat itu, kondisi masyarakat Indonesia masih sangat memprihatinkan banyak yang terjebak dalam kebodohan, kemiskinan, dan praktik agama yang menjauh dari ajaran murni Islam. Dengan visi pembaruan, KH Ahmad Dahlan mendirikan Muhammadiyah sebagai gerakan dakwah amar ma'ruf nahi munkar.  

Prinsip Al-Ma'un menjadi landasan utama perjuangan Muhammadiyah. Ayat ini mengajarkan pentingnya peduli terhadap fakir miskin, anak yatim, dan mereka yang membutuhkan. Tidak hanya melalui retorika, Muhammadiyah membuktikan komitmennya dengan mendirikan sekolah, rumah sakit, panti asuhan, dan berbagai amal usaha yang kini tersebar di seluruh Indonesia.  

Namun, perjuangan Muhammadiyah bukan hanya soal infrastruktur. Sejak awal, gerakan ini adalah dakwah yang bertujuan menghidupkan kembali semangat Islam sebagai panduan hidup. Semangat ini yang kini harus terus kita jaga dan wariskan, terutama di tengah tantangan zaman yang semakin kompleks.  

( Dokumentasi Pribadi: bersama Abangda Ajie Kurniawan, Ketua PWPM Kalbar )
( Dokumentasi Pribadi: bersama Abangda Ajie Kurniawan, Ketua PWPM Kalbar )

  Tantangan Dakwah Muhammadiyah: Dari Krisis Da'i hingga Modernisasi yang Menggerus Semangat 

Sebagai kader yang diberi amanah di bidang dakwah, saya melihat tantangan Muhammadiyah saat ini bukan hanya soal menghadapi perubahan zaman, tetapi juga mempertahankan ruh dakwah yang menjadi inti perjuangan. Salah satu tantangan terbesar adalah   krisis jumlah dan kualitas da'i serta muballigh Muhammadiyah.  

Di banyak daerah, kekurangan kader dakwah menjadi masalah serius. Saya sendiri melihat ini langsung ketika diminta mengisi pelatihan khutbah Jum'at, dan fardhu kifayah di Kecamatan Sandai dan Nanga Tayap, Kabupaten Ketapang, Kalimantan Barat. Di sana, antusiasme masyarakat sangat besar, tetapi kebutuhan akan pembinaan dakwah di kalangan pemuda sangat mendesak. Mereka membutuhkan bimbingan, motivasi, dan penguatan nilai-nilai Islam.  Dan masih banyak tempat di Kalimantan Barat khususnya yang masih perlu sentuhan dakwah Persyarikatan Muhammadiyah

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun