Mohon tunggu...
Muhammad Viki Riandi
Muhammad Viki Riandi Mohon Tunggu... Penulis - Founder Komunitas Sayang Jiwa dan Otak | Founder Lingkar Yatim Khatulistiwa

Seorang hamba yang sangat bergantung pada Rabb-nya

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Komunitas Sayang Jiwa dan Otak: Perjuangan Melawan Adiksi dan Kekerasan Seksual di Kalbar

23 September 2024   22:45 Diperbarui: 23 September 2024   23:00 71
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


Pontianak, 23 September 2024 -- Berangkat dari keprihatinan mendalam terhadap maraknya adiksi dan kekerasan seksual, sejak tahun 2016 saya mendirikan Komunitas Sayang Jiwa dan Otak  (KSJO). KSJO merupakan sebuah gerakan yang fokus pada isu-isu sensitif namun krusial, yaitu adiksi pornografi, penyalahgunaan narkotika, dan isu LGBTQ+. Selama delapan tahun, kami telah mendampingi lebih dari 600 individu yang mencari dukungan dan bantuan untuk lepas dari jerat adiksi serta dampak negatif lainnya.

Pengalaman Berjuang Bersama KSJO

Sejak mendirikan KSJO, perjalanan kami tidak pernah mudah. Mengangkat tiga isu utama tersebut bukanlah hal yang ringan, mengingat masih adanya stigma yang melekat di masyarakat terkait adiksi pornografi, narkotika, serta orientasi seksual. Namun, dengan tekad dan niat untuk membantu sesama, kami terus melangkah. Lebih dari sekadar rehabilitasi, kami berupaya melakukan edukasi, sosialisasi, dan advokasi terhadap korban kekerasan seksual, terutama di Kalimantan Barat.

Fokus utama KSJO adalah memberikan edukasi tentang bahaya adiksi pornografi dan narkotika. Pornografi, khususnya, adalah isu yang sering kali dianggap sepele namun memiliki dampak serius pada kesehatan mental dan otak manusia. Dalam penelitian ilmiah, disebutkan bahwa konsumsi konten pornografi dapat merusak bagian otak yang berfungsi dalam pengendalian diri, yakni , prefrontal cortex. Bagian ini bertanggung jawab atas pengambilan keputusan dan pengendalian impuls. Ketika seseorang terpapar konten pornografi secara terus-menerus, fungsi otak tersebut akan terganggu, menyebabkan ketergantungan yang sulit untuk diatasi.

Fenomena Kekerasan Seksual di Kalbar

Dalam beberapa tahun terakhir, kasus kekerasan seksual semakin marak terjadi di tanah air, termasuk di Kalimantan Barat. Hal ini menjadi perhatian besar kami di KSJO. Bahkan, baru-baru ini publik dikejutkan dengan kasus yang melibatkan salah satu tokoh dan anggota DPRD Kota Singkawang yang ditetapkan sebagai tersangka kejahatan seksual terhadap anak di bawah umur. Kasus ini mencerminkan betapa seriusnya masalah kekerasan seksual yang perlu segera ditangani oleh semua pihak, baik pemerintah, masyarakat, maupun komunitas-komunitas yang peduli.

Kekerasan seksual sering kali berakar dari pola pikir yang salah dan lemahnya pemahaman mengenai batasan dalam berinteraksi dengan sesama. Di KSJO, kami tidak hanya berjuang untuk memberikan rehabilitasi bagi korban dan pelaku adiksi, tetapi juga turut mengadvokasi korban kekerasan seksual agar mendapatkan keadilan yang layak.

 Saran Agar Terhindar dari Adiksi Pornografi

Untuk menghindari bahaya kecanduan pornografi, ada beberapa langkah sederhana namun penting yang bisa diambil, di antaranya:

1. Tingkatkan Kesadaran Diri : Pahami bahwa pornografi bukan sekadar hiburan, tetapi dapat merusak otak dan kehidupan sosial. Penting untuk membangun kesadaran sejak dini mengenai dampaknya.
   
2. Batasi Akses : Gunakan perangkat lunak atau aplikasi yang dapat memblokir konten pornografi. Membatasi akses adalah langkah awal yang efektif untuk mengurangi ketergantungan.

3. Perkuat Hubungan Sosial yang Sehat : Lingkungan sosial yang sehat dan suportif dapat mencegah seseorang dari jatuh ke dalam jeratan pornografi. Melibatkan diri dalam aktivitas positif seperti komunitas, olahraga, atau hobi baru dapat mengalihkan perhatian dari konten negatif.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun