Pada suatu pagi yang tenang di hari Sabtu, 21 September 2024 seusai shalat Subuh, di hadapan para peserta Bimbingan Teknis (Bimtek) Dai Komunitas Lembaga Dakwah Komunitas (LDK) Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Kalimantan Barat (Kalbar), saya berkesempatan untuk mengawali kultum sebagai perwakilan dari kelompok "Alif". Kelompok kami terdiri dari sembilan anggota yang penuh semangat, dan kami mendapatkan kehormatan untuk menjadi kelompok pertama yang mengawali tausiyah dari empat kelompok yang dijadwalkan secara bergiliran.
  Untuk membuka kultum ini, saya mengutip sebuah hadis yang sangat familiar bagi para pencari ilmu dan dai, yaitu tentang urgensi niat. Hadis ini terdapat di bagian pertama dalam kitab Arbain Nawawi, kumpulan empat puluh hadis yang disusun oleh Imam Nawawi. Hadis ini berbunyi:
"Sesungguhnya amal itu tergantung pada niat, dan sesungguhnya setiap orang akan mendapatkan sesuai dengan apa yang ia niatkan..."
  Hadis ini begitu mendalam,  dan memiliki tempat tersendiri dalam kehidupan seorang muslim, terlebih lagi bagi kita yang bergiat dalam jalan dakwah. Secara singkat, saya juga menceritakan tentang sosok Imam Nawawi, ulama besar yang sangat dihormati dalam dunia Islam. Sejak kecil, beliau dikenal karena ketekunan, dan keikhlasan dalam menuntut ilmu hingga akhirnya melahirkan karya-karya besar yang menjadi rujukan bagi umat Islam.
Makna Hadis dan Tantangan Dakwah di Pedalaman Kalimantan Barat
  Setiap amal yang kita lakukan bergantung pada niatnya. Hadis ini tidak hanya memberi pelajaran bahwa setiap tindakan memerlukan niat yang tulus, tetapi juga menegaskan betapa pentingnya niat dalam menentukan nilai suatu amal di hadapan Allah Ta'ala. Dalam konteks dakwah, keikhlasan niat adalah fondasi utama. Tanpa niat yang benar, amal sebesar apapun akan kehilangan nilainya di sisi Allah.
  Di kesempatan ini, saya juga membahas tantangan yang dihadapi para dai, terutama rekan-rekan yang bertugas di daerah pedalaman Kalimantan Barat. Dakwah di pedalaman bukanlah perkara mudah. Selain keterbatasan akses, para dai juga sering kali menghadapi kendala sosial dan budaya. Namun, dalam keterbatasan itulah dakwah justru menemukan kekuatannya. Para dai harus memiliki kesabaran ekstra, dan keikhlasan yang tidak terbatas.
Motivasi dan Harapan untuk Dakwah di Kalbar
  Sebagai motivasi, saya mengingatkan diri saya sendiri, dan juga para peserta bahwa kita yang hadir di sini bukanlah orang-orang yang kebetulan. Dari sekian banyak manusia, dan dari sekian banyak kader, Allah Ta'ala telah memilih kita untuk berada di sini, menjalani Bimtek ini, dan melanjutkan estafet dakwah. Allah pasti memiliki maksud yang indah dalam setiap pilihan-Nya. Tidak ada yang kebetulan di dunia ini. Setiap langkah kita, jika disertai dengan niat yang tulus, dan usaha yang sungguh-sungguh, pasti akan mendapatkan bimbingan, dan berkah dari-Nya.
  Keikhlasan dalam berdakwah harus senantiasa dijaga. Tantangan yang kita hadapi akan terasa ringan jika kita senantiasa mengingat tujuan utama kita, yaitu mencari ridha Allah. Dengan semangat ini, kita harus terus melangkah tanpa lelah, dan tanpa merasa gentar oleh segala rintangan yang ada di depan.
Menutup kultum, saya menyampaikan rasa terima kasih yang mendalam kepada tim LDK PP Muhammadiyah yang diketuai oleh Ayahanda Muchamad Arifin, S.Ag, M.Ag, serta dua anggota penting tim, yaitu Abangda Miqdam Awwali , dan Kak Ain Nurwindasari. Tanpa dedikasi , dan kerja keras mereka, acara Bimtek ini tentu tidak akan terlaksana dengan baik. Saya juga menyampaikan harapan besar dari para peserta, agar Kalimantan Barat terus mendapatkan perhatian dan sentuhan dari LDK PP Muhammadiyah.