Â
    Perjalanan ini dimulai pada tahun 2016, ketika saya tergerak untuk melakukan sesuatu yang lebih dari sekadar membaca berita. Sebuah berita tragis tentang seorang gadis sekolah dasar yang diperkosa oleh 14 teman sebayanya menjadi titik balik dalam hidup saya. Mereka semua masih di bawah umur, namun tindakan mereka penuh dengan kengerian. Ketika penyelidikan mengungkap bahwa mereka semua adalah pecandu konten pornografi, hati saya remuk. Saat itu saya tahu, saya harus melakukan sesuatu.  Dari sinilah lahir Komunitas Anti Pornografi Kalimantan Barat, komunitas kecil yang saya dirikan di Kota Pontianak, Kalimantan Barat dengan tujuan mulia: menyelamatkan generasi muda dari jerat adiksi pornografi yang merusak. Dalam perjalanan waktu, motivasi saya semakin kuat ketika menyadari banyaknya kasus serupa yang terjadi di Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat—daerah tempat ibu saya, Susi Riyanti, dengan prihatin menyaksikan kasus inses yang terus meningkat. Para pelaku inses ini juga, kebanyakan adalah pecandu pornografi.
  Dorongan kuat dari ibu saya, yang selalu menjadi pendukung utama, memberikan saya kekuatan untuk melanjutkan perjuangan ini. Saya juga didukung oleh sahabat saya, Fiqri Akbaruddin, yang tidak hanya memberikan ide-ide cemerlang, serta nasehat yang membangun namun juga mendukung gerakan dakwah ini secara materiil. Dukungan mereka menjadi fondasi kuat bagi langkah awal komunitas ini.
 Transformasi Menjadi "Komunitas Sayang Jiwa dan Otak"
  Pada tahun 2018, kami memutuskan untuk mengganti nama menjadi Komunitas Sayang Jiwa, dan Otak (KSJO). Pergantian nama ini bukan hanya sekadar rebranding, tetapi sebuah perwujudan dari misi yang lebih luas: menyelamatkan bukan hanya tubuh, tetapi juga jiwa dan otak anak-anak kita dari isu yang lebih luas bukam hanya yang berkaitan dengan jerat adiksi pornografi. Nama baru ini mencerminkan tujuan kami untuk membangun kesadaran tentang pentingnya menjaga kesehatan mental, dan otak dari kerusakan yang disebabkan oleh konten-konten merusak, dan hal-hal lain yang membawa dampak buruk bagi jiwa, dan otak manusia.
  Perjuangan kami semakin diperkuat oleh inspirasi dari Ibu Elly Risman, seorang psikolog senior yang juga direktur Yayasan Kita dan Buah Hati. Beliau adalah sosok yang sangat saya kagumi. Beliau tidak pernah lelah menyuarakan bahaya pornografi terhadap anak-anak dan remaja di Indonesia, dan hal ini membuat saya semakin yakin bahwa perjuangan kami adalah jalan yang benar.
 Mengapa Isu Ini Penting?
  Pornografi bukan sekadar isu moral; ini adalah masalah kesehatan mental, dan sosial yang serius. Berbagai penelitian ilmiah telah membuktikan bahwa adiksi pornografi merusak struktur, dan fungsi otak manusia. Otak yang terpapar pornografi secara berulang kali akan mengalami perubahan pada bagian yang bertanggung jawab atas pengambilan keputusan, dan pengendalian diri, mirip dengan apa yang terjadi pada pecandu narkoba.
  Lebih dari itu, pornografi bisa menjadi bom waktu yang siap meledak kapan saja. Para pecandu yang tidak mendapatkan penanganan yang tepat bisa berpotensi menjadi pelaku kejahatan seksual di kemudian hari. Inilah yang membuat saya merasa sangat khawatir dan terdorong untuk melakukan sesuatu. Saya tidak bisa tinggal diam sementara banyak anak-anak dan remaja di sekitar saya terancam masa depannya.
Langkah Demi Langkah, Mencapai Titik Cerah
  Alhamdulillah, setelah 8 tahun berjuang di lapangan, pada tahun 2023 saya terpilih sebagai Pemuda Pelopor Kota Pontianak untuk kategori isu sosial dan keagamaan melalui komunitas yang saya dirikan, KSJO. Penghargaan ini bukanlah tujuan akhir, melainkan sebuah motivasi untuk terus melangkah maju. Saya percaya bahwa dengan meningkatkan kesadaran masyarakat akan bahaya pornografi, kita dapat melindungi generasi masa depan dari jerat yang mematikan ini.