Mohon tunggu...
Muhtarnatuna
Muhtarnatuna Mohon Tunggu... Administrasi - ASN

Saye seorang ASN yqng punya hobi menulis. Saya tinggal di Pulau Terdepan NKRI, Natuna.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Tanah Masa Depan Bangsa

14 Januari 2025   11:51 Diperbarui: 14 Januari 2025   11:51 34
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : Dokumen Pribadi

Terbentuknya Badan Bank Tanah merupakan harapan baru dalam menata masa depan bangsa. Ketika pembangunan harus berkelanjutan berdasarkan 17 indikator sustainable development goals yang telah disepakati dalam konvesi PBB. Maka aspek penting adalah bagaimana pengelolaan tanah negara untuk masa depan bangsa secara berkelanjutan.

Natuna merupakan salah satu kabupaten yang memiliki kodisi geografis kepulauan. Selain luas wilayah laut hampir 98 persen, sedangkan luas daratan 2 persen. Walaupun 2 persen banyak kontibusi tanah yang berikan kepada masa depan bangsa seperti pengelolaan tanah untuk perkebunan cengkeh, kelapa, persawahan, sagu, kelapa sawit dan sebagainya. Untuk perkebunan kelapa sawit belum memberikan kontibusi yang signifikan. Karena beberapa perkebunan sawit yang dikembangkan pada beberapa daerah transmigrasi yang sekarang telah bertransformasi menjadi desa, tidak adanya pabrik mini pengelolaan kelapa sawit sehingga kelapa sawit belum dapat memberikan makna yang dalam dalam menata bangsa.

Kehadiran Badan Bank Tanah kiranya dapat memberikan pelatihan manajemen pengelolaan perkebunan sawit yang sudah ada. Karena menurut beberapa informasi kepulauan tidak cocok dengan perkebunan kelapa sawit yang banyak menyerap energi air. Suatu dinamika perjalanan bangsa dalam mengelola tanah untuk masa depan bangsa. Dengan memaksimalkan dayaguna dan hasilguna perkebunan sawit yang ada, juga untuk menata pengelolaan tanah untuk masa depan kepulauan yang lebih baik sesuai dengan kearifan lokal yang ada melekat di daerah tersebut. Melihat potensi kelautan dan perikanan dipadukan dengan pengelolaan tanah di siis daratan, bukanlah usaha yang mudah tapi paling tidak dapat dimulai dengan konsep Badan Bank Tanah atau kedepan dapat ditata juga persoalan Bank Perairan Pantai. Polemik pagar disepanjang pantai/laut sepanjang hampir 30 km, mengingatkan kita bahwa persoalan tata kelola tanah pantai/perairan harus dimanajemen laksana Badan Bank Tanah kalau di daratan. Ketika pengelolaan pertanahan dimana ada sisi pantai maka akan memberikan nilai ekonomis sekaligus tantangan dalam pengelolaan lingkungan hidup untuk pembangunan yang berkelanjutan. Maka Badan Bank Tanah akan memiliki tantangan baru dalam perspektif pengelolaan tanah di daerah geografis kepulauan. Semoga dengan dinamika perjalanan bangsa dalam bingkai sustainable development goals (SDG's), Badan Bank Tanah dapat memposisikan diri untuk masa depan bangsa. Orang boleh berganti, pemerintahan beralih kepemimpinan tetapi SDG's dan kedaulatan bansa tetap barometer masa depan bangsa

Selamat bekerja Badan Bank Tanah, semoga menjadi patriot bangsa. NKRI selalu dihati. Kalau bukan kita siapa lagi, kalau tidak sekarang kapan lagi. Semoga Allah SWT Tuhan Yang Maha Esa dan Kuasa memberikan rahmat dan perlindungan-Nya dalam menjalankan amanah yang kita emban sesuai tugas dan fungsi kita masing-masing dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun