Mohon tunggu...
Muh Richa Hidayat
Muh Richa Hidayat Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Hasanuddin

Hanya mahasiswa biasa

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Akibat Jika Kebutuhan Yodium Tidak Terpenuhi

24 September 2024   10:00 Diperbarui: 24 September 2024   10:01 54
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Yodium merupakan unsur anionik esensial yang dapat ditemukan dengan mudah di dalam air laut atau tanah. Yodium adalah bahan baku dari esensial sintesis hormon tiroid yang berperan dalam menjaga stabilitas metabolisme serta fungsi organ tubuh. Selain itu, yodium juga berperan penting dalam proses replikasi sel otak sejak dalam uterus hingga 2 tahun pertama kehidupan. Tidak terpenuhinya kebutuhan yodium akan memunculkan masalah kesehatan yang disebut GAKY (Gangguan Akibat Kekurangan Yodium).

Di Indonesia sendiri, GAKY menjadi salah satu masalah gizi yang cukup serius. Tidak terpenuhinya kebutuhan yodium di dalam tubuh dapat menyebabkan gangguan kesehatan seperti penyakit gondok dan gangguan pada pertumbuhan dan perkembangan pada anak.Salah satu yang menjadi faktor utama dari tingginya penderita GAKY ada pada kondisi geografis dari masyarakat. Contohnya adalah masyarakat yang tinggal pada dataran tinggi atau pegunungan biasanya kekurangan yodium. Hal ini disebabkan oleh lapisan tanah yang paling atas dan kayak akan yodium mengalami pengikisan dan mengurangi pasokan dari yodium di daerah dataran tinggi menjadi berkurang. Lain halnya pada masyarakat yang bermukim di daerah dataran rendah yang permukaan tanahnya jarang mengalami pengikisan. Selain faktor geografis, faktor lain seperti pencemaran limbah pabrik dapat menjadi masalah utama dari tingginya penderita GAKY di Indonesia.

Dalam mengatasi GAKY di Indonesia, pemerintah melakukan berbagai upaya seperti pemberian kapsul yodium bagi wanita usia subur, serta garam beryodium yang penggunaannya mudah diterapkan dan mudah di dapatkan. Untuk membantu mengurangi penderita GAKY, ada beberapa upaya yang dapat dilakukan, yakni mengurangi jumlah asupan makanan yang mengandung zat goitrogenik, seperti kol dan sawi karena dapat menghambat proses penyerapan yodium. Selain itu, pola konsumsi protein juga perlu diperhatikan. Beberapa orang yang mengalami GAKY mendapatkan protein dari makanan seperti tahu dan tempe. Meskipun tahu tempe merupakan sumber protein yang murah dan mudah didapatkan, namun dalam menjaga kadar yodium di dalam tubuh, perlu setidaknya sumber protein dari hewani, hal ini dapat membantu menjaga asupan protein yang akan berperan dalam proses asupan hormon tiroid.

Meskipun begitu, ada beberapa hal yang perlu pemerintah perhatikan untuk mengurangi angka penderita GAKY, yakni pemerataan distribusi garam beryodium. Hal ini agar setiap lapisan masyarakat dapat menjangkau bahan tersebut, sehingga membantu dalam mengurangi angka penderita GAKY. Selain itu, pemerintah perlu memeriksa dengan lebih ketat terkait garam-garam yang dikatakan memiliki kandungan yodium. Hal ini dikarenakan banyaknya garam yang beredar di pasaran memiliki label mengandung yodium, namun kandungannya kecil. Sehingga orang yang mengonsumsi garam ini tidak memenuhi kebutuhan yodium sesuai dengan kebutuhan tubuhnya.

Tidak tercukupinya kebutuhan yodium dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan seperti gondok dan gangguan pada tumbuh kembang, baik fisik maupun kognitif. Maka dari itu, penting dalam mencukupi asupan yodium di dalam tubuh agar mencegah timbulnya berbagai masalah kesehatan yang kerap terjadi di lingkungan masyarakat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun