Ih kamu kok ga peka sih? Pertanyaan sekaligus pernyataan demikian seringkali kita jumpai di muka bumi, terutama dalam kasus percintaan, yang mana kepekaan diuji dan dilantunkan lewat kode-kode bahasa, lewat relasi antar tanda. Orang bisa disebut peka ketika ia memahami kode tersebut, atau jelasnya ketika orang dapat memahami permainan tanda.
 Kepekaan sangatlah erat dengan bangunan pengertian yang dibangun oleh harapan, ketika seseorang mengharapkan kepekaan, maka sudah pasti ia menuntut tuk diberi pengertian. Sebelum masuk lebih jauh dalam pembahasan, pembaca pasti sudah peka kalau sering menyimak tulisan saya, sebenarnya apa itu peka? Dan apa kaitannya dengan permainan tanda?.
Mengurai Makna Dalam Semesta Tanda
 Apa itu tanda? Apa keterkaitan antara tanda dan makna? Saya akan mengambil definisi tanda dari pandangan Ferdinand De Saussure, seorang bapak linguistik dunia. Saussure membuat kaitan erat dalam definisi tanda dan definisi bahasa, yang mana bahasa menurut Saussure adalah semesta tanda.
 Yang mana konsep mengenai tanda ala Saussure diteruskan oleh Roland Barthes, menurut Barthes tanda itu terdiri dari dua hal, yakni :
* Penanda, suatu bentuk kesan verbal maupun visual, seperti suara, kata, tulisan maupun benda.
*Petanda, konsep yang dihasilkan oleh penanda, semisal konsep dari kata 'Sekolah' adalah 'Suatu tempat yang di dalamnya berlangsung proses belajar-mengajar'.
 Di sini kita pahami, bahwa bahasa bukan hanya sesuatu yang verbal saja, selama suatu hal mengandung unsur 'tanda', maka ia adalah bagian dari bahasa.
 Makna tercipta dari suatu konvensi budaya, atau kesepakatan manusia. Seperti kata Lacan ketika mengutip para strukturalis bahwa kegiatan bahasa bisa terjadi karena ada represi (penekanan), semisal sejak kecil kita telah direpresi oleh lingkungan sekitar kita akan makna suatu kata.
 Semisal kata 'guru', kita telah direpresi bahwa kata 'guru' bermakna 'seseorang yang memberi kita ilmu', makna tersebut dihasilkan oleh kesepakatan manusia, dan ia seperti kata Kristeva dalam Intertekstualitas, bisa berubah kapan saja.
 Permainan tanda atau permainan bahasa, terjadi ketika kita melakukan kegiatan berbahasa, baik memahami tanda maupun mengemukakan tanda sebagaimana kata Wittgenstein dalam Philosophical Investigations.
Kode Peka : Sebuah Sistem Metafora Â