Spekulasi Sokal-pun terjawab ketika jurnal ngawurnya dipublikasikan oleh Social Text, yang eksperimen Sokal tersebut menyimpulkan bahwa tradisi akademik di Amerika Serikat masih pongah.Â
 Dari sini kita dapat melihat, bagaimana Hoax itu dapat dimanfaatkan sebagai alat untuk menguji kadar kecerdasan di suatu daerah atau kelompok manusia
"Tradisi menguji informasi harus terus ada, Hoax-lah yang akan menjadi pengujinya"
Hoax menjadikan kita lebih teliti terhadap segala informasi, lebih cermat dalam melihat situasi, juga lebih bijak dalam menyikapi. Akankah pembaca berminat menjadi Alan Sokal berikutnya? Tuk menyebarkan manfaat dari Hoax sebagai penguji kadar kecerdasan umat manusia.
 Tapi tetap bijaklah dalam menyebar informasi, eksperimen Sokal hanya dapat dilakukan kepada pemilik kecerdasan, jangan sampai salah menyebarkannya, karena hal tersebut justru dapat menjadi malapetaka.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H