Dalan kitab suci sendiri, atau bahkan semua pelajaran dalam kehidupan, mengatakan bahwa kebenaran yang selalu menang, karena kebenaran yang ditinggikan tuhan ketimbang kejahatan/kesalahan. Dan bukankah hal itulah (kebenaran) yang dicari filsafat, juga para manusia dari zaman pertama diciptakannya hingga sekarang dan masa depan?.
 Karena hal itulah yang sesungguhnya Etis-Filosofis-Teologis-Ideologis-Saintis dari eksistensi/keberadaan segala sesuatu, kebenaranlah hakikat sahih dari apapun didunia ini, disini mungkin pembaca bertanya, lalu mengapa ada kesalahan?, disitu filsafat dapat menjawab, karena kesalahan juga benar adanya, artinya kesalahan benar keberadaannya dan tentunya keberanan-lah yang memperbaikinya.
 Kita mengetahui bersama, sistem demokrasi yang selama ini merawat bangsa ini, lalu apabila ia mati, siapa yang akan disalahkan? Apakah buah hatinya yaitu demonstrasi yang disalahkan? Tidak tentunya, yang membunuhnya lah yang harus disalahkan, bila di anologikan, inilah perang antara Nabi Isa dan Dajjal pada akhir zaman demokrasi, siapa yang akan mati? Tentunya kebenaran-lah yang akan tetap hidup sampai akhir zaman yang sebenarnya nanti.
 Semoga yang saya katakan salah, bahwa ada dajjal di pemerintahan, semoga Nabi Isa juga belum diturunkan, karena ialah senjata terakhir kebenaran.
 Segeralah tobat pemerintah yang menjadi sebab-akibat dari segala peristiwa di negara.
 Terimakasih, bila ada salah mohon dimaafkan, bila bermanfaat tolong bagikan, menerima kritik dan saran.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H