Konsepsi dan Tujuan Pembangunan Ekonomi Regional
Pertumbuhan ekonomi adalah salah satu indikator yang penting dalam melakukan analisis pembangunan dari perkembangan perekonomian suatu wilayah. Pertumbuhan ekonomi dapat diukur melalui pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) suatu negara atau wilayah. Produk Domestik Bruto (PDB) sangat diperlukan dalam membandingkan tingkat kesejahteraan suatu negara dengan negara yang lain ataupun antar waktu lebih tepatnya ketika dilihat tingkat pertumbuhannya.
Ilmu ekonomi regional menganalisis suatu wilayah secara keseluruhan atau melihat berbagai wilayah berdasarkan potensi yang beragam dan bagaimana mengatur suatu kebijakan yang dapat mempercepat pertumbuhan ekonomi wilayah tersebut. Pemerintah pusat memberikan wewenang kepada pemerintah daerah untuk mengatur wilayahnya sendiri dengan beberapa ketentuan yang berlaku. Hal tersebut bertujuan untuk memaksimalkan potensi daerah yang ada sehingga dapat menciptakan sebuah lapangan pekerjaan baru dan dapat meningkatkan perekonomian wilayah tersebut. Akan tetapi, dalam kenyataannya menunjukkan bahwa kondisi tiap-tiap wilayah tersebut tidaklah sama, ketersediaan prasarana yang berbeda, keterampilan tenaga kerja atau SDM (Sumber Daya Manusia) tidak sama, kepadatan penduduk berbeda, dan lain-lain. Dengan demikian, berbagai kegiatan ekonomi yang cocok di suatu wilayah belum tentu cocok diterapkan di wilayah lain. Teori Ferguson (1965) mengatakan bahwa tujuan dari adanya kebijakan ekonomi adalah sebagai berikut:
- Full employment merupakan upaya dalam menciptakan setidaknya tingkat pengangguran yang rendah menjadi pokok pemerintahan pusat maupun daerah. Dalam kehidupan masyarakat, pekerjaan bukan saja berfungsi sebagai sumber pendapatan, tetapi sekaligus juga memberikan harga diri atau status bagi yang bekerja.
- Adanya pertumbuhan ekonomi atau economic growth adalah selain menyediakan lapangan pekerjaan bagi angkatan kerja baru juga diharapkan dapat memperbaiki kehidupan manusia atau meningkatkan pendapatan.
- Terciptanya stabilitas harga atau price stability yaitu untuk menciptakan rasa aman atau tenteram dalam perasaan masyarakat. Karena harga yang tidak stabil tentu akan membuat masyarakat merasa khawatir.
Di antara tujuan-tujuan ekonomi tersebut terdapat beberapa hal yang tidak dapat dilakukan oleh pemerintah daerah apabila bekerja sendiri, seperti contoh menstabilkan harga-harga. Namun, di sisi lain karena cakupan wilayah yang sempit maka suatu daerah dapat membuat kebijakan yang lebih bersifat spasial sehingga terdapat hal-hal yang bisa dilakukan oleh pemerintah daerah secara lebih baik jika dibandingkan oleh pemerintah pusat. Hal-hal yang bisa diatur di daerah secara lebih baik, sebagai berikut: 1. Terjaganya kelestarian lingkungan hidup. 2. Pemerataan pembangunan dalam wilayah. 3. Penetapan sektor unggulan wilayah. 4. Membuat keterkaitan antar sektor yang lebih serasi dalam wilayah sehingga menjadi bersinergi dan berkesinambungan. 5. Pemenuhan kebutuhan pangan wilayah.
Terdapat dua manfaat dari ekonomi regional ini, yaitu berdasarkan aspek makro dan mikro. Manfaat pada aspek makro dilihat dari sudut pandang yang lebih luas. Contohnya pada pemerintah pusat dalam melihat potensi masing-masing wilayah yang berbeda-beda. Masing-masing wilayah memiliki keunggulan atau potensi yang berbeda. Hal tersebut dapat dimanfaatkan untuk menetapkan skala prioritas yang berbeda untuk masing-masing daerah. Sedangkan manfaat pada aspek mikro dilihat dari sudut pandang yang lebih sempit atau kecil. Contohnya adalah membantu seorang perencana wilayah atau planner dalam menentukan di bagian wilayah mana suatu kegiatan atau proyek sebaiknya dilaksanakan.
Perencanaan pembangunan tersebut berguna untuk menciptakan pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan berkualitas antara lain melalui pembangunan infrastruktur, modal manusia atau peningkatan SDM (Sumber Daya Manusia), dan keterbukaan perdagangan. Pertama, yaitu melalui pembangunan infrastruktur. Kurangnya kemampuan dalam penyediaan layanan infrastruktur adalah salah satu faktor yang mengakibatkan perekonomian di Indonesia berbiaya tinggi (high cost economy), di mana produsen harus menanggung beban biaya logistik tinggi. Hal tersebut dikarenakan oleh produksi dan distribusi kepada konsumen tidak didukung dengan akses layanan infrastruktur yang memadai seperti infrastruktur ekonomi, sosial, dan administrasi. Infrastruktur merupakan kebutuhan dasar fisik dalam mengembangkan kegunaan sektor publik melalui pelayanan barang dan jasa untuk fasilitas umum. Tanpa pelayanan infrastruktur yang baik dan memadai, kegiatan produksi pada berbagai sektor kegiatan ekonomi tidak dapat berjalan. Peran infrastruktur dalam pertumbuhan ekonomi telah menjadi hal krusial dalam kebijakan pembangunan
Kedua, titik lemah kualitas sumber daya manusia (SDM). Kualitas pembangunan manusia yang rendah akan berdampak pada daya saing Indonesia secara keseluruhan. Kualitas sumber daya manusia dapat diukur melalui pendidikan, kesehatan, dan pendapatan. Faktor-faktor tersebut sangat penting dalam menentukan produktifitas suatu perekonomian. Pengetahuan dan ketrampilan dapat ditingkatkan melalui proses pendidikan yang baik dan kondisi kesehatan yang baik pula. Pendidikan dan kesehatan memainkan peranan penting dalam pengembangan suatu negara dalam peningkatan sumber daya manusia (SDM) dan proses pembangunan. Ketiga, keterbukaan perdagangan. Daerah-daerah yang menjadi sentra perdagangan internasional memiliki pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Peningkatan ekspor impor tentunya menuntut ketersediaan infrastruktur yang tinggi dan sumber daya manusia (SDM) yang baik. Suatu negara yang menerapkan kebijakan keterbukaan perdagangan akan berpengaruh positif pada perluasan pasar ekspor-impor, mendorong arus investasi, terbentuknya hubungan internasional, dan peningkatan modernisasi teknologi dan pengembangan ilmu pengetahuan.
 Seorang ahli perencanaan, Friedmann, yang mengembangkan teori pembangunan regional, menggunakan konsep core-periphery untuk membuat tipologi suatu wilayah antara lain:
- Core-regions, sebagai ekonomi metropolitan yang terpusat. Sebagai contoh adalah wilayah perkotaan Jakarta, Indonesia.
- Wilayah transisi yang berkembang atau upward-transision region adalah wilayah yang dekat dengan pusat dan sesuai untuk pengembangan sumber-sumber. Sebagai contoh misalnya antara daerah perkotaan Jakarta dengan daerah perkotaan Bandung.
- Wilayah yang berdekatan dengan sumber-sumber atau resource-frontier regions yaitu daerah pinggiran pemukiman baru, misalnya daerah - daerah taransmigrasi di Sumatra, Kalimantan, dan lain - lain.
- Wilayah transisi yang mundur atau downward-transision regions yaitu pada wilayah ini terdapat di dalam negara, misalnya daerah - daerah yang mengalami back wash effect dan di luar negeri pada skala dunia misalnya sub-Saharan countries.
Oleh karena itu, di beberapa negara-negara berkembang, termasuk Indonesia, strategi pembangunan mengandalkan pada pendekatan Growth-Centres (pusat-pusat pertumbuhan) dan meletakkan industri sebagai sektor unggulan atau leading sector. Dengan memusatkan industri di pusat pertumbuhan, maka diharapkan strategi tersebut mampu memecahkan masalah keterbelakanngan dan kemiskinan. Hal tersebut karena daerah pinggiran (periphery) akan berkembang melalui efek menyebar atau spread effect dari pusat-pusat pertumbuhan.
