Mohon tunggu...
Muh Miftakhudin
Muh Miftakhudin Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

hahahihi kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Relungan Problematika Keluarga Menjadi Momok Besar? Ini Dia Solusinya!

11 April 2023   23:05 Diperbarui: 11 April 2023   23:09 146
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

1.Masalah Ekonomi Keluarga

Permasalahan ekonomi dalam rumah tangga merupakan sebuah permasalahan yang konkrit atau bahkan semua orang yang berkeluarga juga pernah mengalaminya. Permasalahan ekonomi merupakan alasan yang menduduki peringat tinggi dalam kasus cerai gugat. Banyak yang beranggapan bahwasannya rumah tangga akan nyaman dan tentram bila ada uang, apakah uraian tersebut sepenuhnya benar? Bagaimana orang yang mengeluarkan ungkapan tersebut melihat masa lalu dimana transaksi masih menggunakan sistem barter? Apakah orang yang mengungkapkan tersebut tidak malu melihat orang-orang tua yang masih langgeng hubungan pernikahannya hingga saat ini?

Menurut penulis, permasalahan ekonomi merupakan permasalahan yang muncul karena kelalaian dari manajemen keuangan keluarga itu sendiri. Biaya pengeluaran yang lebih besar dibandingkan dengan pemasukan, gaya hidup hedonisme yang kian merata, serta kurangnya komunikasi dalam rumah tangga. Jika diperhatikan sebab munculnya permasalahan tersebut merupakan hal-hal yang ringan maupun sepele dikalangan mereka yang sudah berumah tangga, akan tetapi dengan anggapan remeh serta kebiasaan menyepelekan perkara kecil justru seseorang tersebut tidak menyadari akan bahya permasalahan yang lebih besar telah menghadang. Padahal jika seseorang tersebut peka akan perkara kecil yang muncul, maka orang tersebut tentunya akan memperbaiki permasalahan kecil itu sehingga tidak menjadi gundukan masalah yang tentu akan semakin besar, maka orang tersebut pastinya juga akan bersiap dengan hal lain yang mungkin sama atau lebih besar.

Seperti halnya dalam mengatur manajemen keuangan rumah tangga, kebutuhan primer hendaknya didahulukan serta tidak rakus dalam menghamburkan uang hanya untuk kebutuhan sekunder. Setiap orang juga perlu memahami sebab akibat dari transaksi yang telah dilakukan, seperti halnya orang yang mampu membeli mobil. Membeli mobil bukan hanya sekedar membeli barangnya saja, akan tetapi juga harus memikirkan biaya lainnya seperti service berkala, pajak, kerusakan body, dll. Jika diamati dengan seksama, bukankah uang tersebut lebih baik digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, digunakan untuk memberi saku sekolah anak?

Keterbukaan dalam rumah tangga juga sangat diperlukan, seperti halnya dalam anggota keluarga tersebut begitu membutuhkan sesuatu, akan tetapi hanya satu pihak yang mengetahui. Hal ini mendorong pihak yang mengetahui tersebut seharusnya memberi tahukan kepada pihak lain dalam rumah tersebut untuk dibicarakan terlebih dahulu, bukan hanya dengan keputusan sepihak saja. Karena keputusan sepihak ini juga menjadi penyebab kecil namun dapat berlarut-larut hingga menuju permasalahan yang lebih besar.

Mengurangi gaya hidup hedonisme juga mampu meredakan atau meminimalisir terjadinya kegaduhan serta permasalahan dalam rumah tangga. Selanjutnya yakni kesadaran antar pihak, dimana dalam bina rumah tangga pada dasarnya tidak ada gap kedudukan, semuanya sama memiliki peran masing-masing akan tetapi dengan tujuan yang sama yakni membangun keluarga yang bahagia. Kesadaran ini juga berlaku apabila keluarga tersebut telah terjerumus kedalam permasalahan yang hampir fatal karena permasalahan ekonomi, kesadaran disini sangat diperlukan untuk mendorong semangat kembali dalam membangun keluarga serta mengentaskannya dari keterpurukan tersebut.

Menyadari kesalahan serta berpandangan maju kedepan merupakan kunci manajemen keluarga dapat terwujud, akan tetapi keduanya juga tidak mampu berjalan dengan mulus tanpa adanya rasa bersyukur atas nikmat tuhan. Rasa syukur yang memupuk bina rumah tangga supaya tentram dan damai, serta bersyukur akan apa yang telah kita miliki sampai saat ini.

2.Masalah Suami Sakit dan Tidak Bisa Mencari Nafkah

Istri seyogyanya menemani suami baik masa muda, tua, sehat, sakit, susah, maupun senang. Namun masalah keluarga yang terjadi di sekitar penulis adalah hal sebaliknya yaitu sang istri memilih untuk meninggalkan suaminya yang sedang sakit keras dan memilih untuk menikah siri dengan selingkuhannya. Menurut penulis terdapat beberapa faktor penyebab mengapa sang istri meninggalkan suami yaitu:

*Adanya KDRT daripada suami kepada istri saat suami masih dalam keadaan sehat

*Tidak diberi nafkah lahir oleh suami saat suami masih dalam keadaan sehat, dan memeras tenaga istri untuk berkerja

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun