Pendidikan merupakan fondasi penting dalam membangun peradaban dan menciptakan masyarakat yang berpikir kritis dan rasional. Dalam perkembangannya, pendidikan tidak terlepas dari berbagai pemikiran filsafat yang mendalam. Bahkan, dalam ilmu pengetahuan, filsafat memiliki peranan sentral dan mendasar. Hal itu karena awal mulanya filsafat adalah usaha manusia di bidang kerohanian untuk mencapai kebenaran pengetahuan. Filsafat pendidikan merupakan usaha memahami hakikat pendidikan, tujuan pendidikan, serta berbagai cara yang baik untuk mendidik manusia. Hal itu menjangkau esensi dari apa yang seharusnya kita ajarkan, bagaimana kita mengajarkannya, dan untuk apa sebenarnya pendidikan itu sendiri.
 Pada awalnya, filsafat pendidikan merupakan cara pendekatan terhadap masalah pendidikan yang biasa dilakukan di negara Anglo Saxon. Di Inggris, filsafat pendidikan terpusat pada prinsip-prinsip mendasar dalam pendidikan. Misalnya, mengenai tujuan pendidikan, metode mengajar, tujuan kurikulum, organisasi pendidikan, dsb. Salah satu pemikiran berpengaruh dalam filsafat pendidikan adalah pemikiran Paulo Freire, seorang filsuf dan pendidik, asal Brasil, yang mengemukakan gagasan pendidikan sebagai alat pembebasan. Melalui bukunya yang berjudul Pedagogy of the Oppressed, Freire menekankan bahwa pendidikan harus mengarah pada pembebasan individu dari kekangan struktur sosial yang ada. Menurut Freire, pendidikan bukanlah proses transfer pengetahuan dari guru ke murid yang pasif, namun pendidikan adalah sebuah dialog yang aktif dan reflektif. Pandangan ini menekankan pendidikan mestinya membangkitkan kesadaran kritis dan memberi ruang untuk individu dalam memahami kondisi sosial mereka serta berupaya mengubah kondisi sosial tersebut.
 Pendidikan mengevaluasi dengan kritis berbagai tujuan dan cita-cita pendidikan. Tujuan dan cita-cita pendidikan ini telah diperkenalkan berbagai filsuf di waktu yang berbeda. Tujuan pendidikan yaitu pembangunan karakter, pembangunan sumber daya manusia, persiapan untuk kehidupan dewasa, penggunaan waktu luang, pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, menyamakan peluang pendidikan, serta pencapaian integrasi sosial dan nasional. Lahirnya konsep dan rumusan filsafat pendidikan didasari beberapa pokok-pokok pertimbangan sebagai berikut:
A.Sebagai ilmu pengetahuan normative, ilmu pendidikan merumuskan kaidah, norma-norma, atau ukuran tingkah laku yang dilaksanakan oleh manusia. Ilmu pendidikan berusaha merumuskan peraturan tentang tingkah laku manusia dalam kehidupan dan penghidupannya.
B.Sebagai ilmu pengetahuan praktis, tugas pendidikan yaitu menanamkan sistem-sistem norma tingkah laku manusia, berdasarkan asas-asas filsafat yang dijunjung lembaga pendidikan dan pendidik dalam suatu masyarakat.
C.Dalam perumusan dan tujuan-tujuan ultimate dan proksimit pendidikan akan ditetapkan hakikat dan sifat hakikat manusia, serta segi-segi pendidikan yang akan dibina dan dikembangkan melalui proses pendidikan, sebagaimana tercantum dalam sistem pendidikan/ science of education.
D.Sistem pendidikan atau science of education bertugas merumuskan berbagai instrumen agar tercapai dan terarahkan tujuan pendidikan.
E.Isi moral pendidikan berisi perumusan, norma-norma, atau nilai spiritual etis yang akan dijadikan sistem nilai pendidikan dan merupakan konsepsi dasar nilai moral pendidikan, yang berlaku di segala jenis dan tingkat pendidikan.
F.Filsafat pendidikan sebagai suatu lapangan studi bertugas merumuskan secara normatif, dasar-dasar dan tujuan pendidikan, hakikat dan sifat hakikat manusia, hakikat dan segi-segi pendidikan, isi moral pendidikan, sistem pendidikan yang meliputi politik pendidikan, kepemimpinan pendidikan, dan metodologi pengajarannya; pola-pola akulturasi dan peranan pendidikan dalam pembangunan masyarakat.
Filsafat pendidikan yang muncul dari rumpun konsep ilmu pendidikan sebagai ilmu pengetahuan normatif, adalah disiplin ilmu yang merumuskan kaidah-kaidah norma, atau nilai yang akan dijadikan ukuran tingkah laku manusia yang hidup di tengah-tengah masyarakat. Dengan sendirinya, ilmu ini juga berhubungan dengan ilmu pengetahuan normatif lain seperti sosiologi, kebudayaan, filsafat, dan agama yang menjadi sumber nilai atau norma hidup dan pendidikan. Sekaligus menentukan perbuatan manusia dalam kehidupannya.
Kemudian, filsafat pendidikan yang muncul dari ilmu pengetahuan praktis bermakna bahwa tugas pendidikan sebagai aspek kebudayaan memiliki tugas untuk menyalurkan nilai-nilai hidup. Selain itu, juga berperan dalam melestarikan dan mengembangkan nilai-nilai norma tingkah laku kepada subjek didik, yang bersumber dari filsafat dan lingkungan sosial. Pelaksanaan pendidikan itu, juga merangkum antara teori pengetahuan dan filsafat yang terkandung dalam pelajaran yang diberikan.