Restorasi Meiji adalah tonggak sejarah yang menandai transformasi besar-besaran di Jepang. Peristiwa yang terjadi pada abad ke-19 ini bukan hanya sekedar pergantian kekuasaan, melainkan juga sebuah revolusi yang membawa Jepang dari negara feodal yang terisolasi menjadi negara industri modern yang disegani dunia. Peristiwa ini merupakan upaya pengembalian kembali kekuasaan Kaisar setelah lebih dari 264 tahun (1603-1867) yang dikuasai oleh keluarga militer Tokugawa (Keshogunan Tokugawa).
 Setelah jatuhnya Keshogunan Tokugawa dan beralihnya kekuasaan ke pihak kekaisaran oleh Kaisar Meiji pada tahun 1868, yang menandai akhir periode Keshogunan Tokugawa. Dari aspek politik, sosial dan budaya, yang mana kedua peristiwa ini merupakan periode yang revolusioner. Artinya periode ini lebih terbuka terhadap berbagai hal dari dunia luar, baik dari aspek politik, sosial, budaya, ilmu pengetahuan dsb. Dan periode ini sangat berbeda dari periode sebelumnya yang relatif terisolasi dengan dunia luar.
 Sebelum Restorasi Meiji, Jepang menerapkan kebijakan isolasi dari bangsa asing (Sakoku) yang bertujuan untuk melindungi budaya dan tradisi Jepang dari pengaruh luar. Namun, di pertengahan abad ke-19, tekanan negara-negara Barat memaksa Jepang untuk membuka diri. Kedatangan armada Commodore Matthew Perry dari Amerika Serikat pada tahun 1853 menjadi titik balik yang menandai berakhirnya kebijakan isolasi (Sakoku) di Jepang.
 Tahun 1868 adalah peristiwa revolusioner yang dilancarkan suatu kelompok di dalam pemerintahan kaum ningrat militer Jepang untuk mengambil alih kekuasaan dengan menolak usul-usul tradisional untuk mengatasi krisis politik yang ditimbulkan Commodore Perry tahun 1853. Mereka lalu menumbangkan rezim Tokugawa, meniadakan hak-hak istimewa golongan mereka sendiri, dan tanpa pikir panjang mengorbankan unsur-unsur tradisi Jepang. Mereka menyambut tantangan kekuatan Barat dengan mengubah sistem lama dan menegakkan tatanan politik dan sosial baru yang terinspirasi dari peradaban Barat. Selama masa kepemimpinan aktif mereka, mulai dari tahun 1868 hingga pergantian abad, Jepang telah melampaui suatu masa peralihan dari negara yang sejak dahulu adalah negara agraris, menjadi suatu negara yang mendekati ekonomi industri.
 Restorasi Meiji bertujuan untuk memperkuat Jepang agar dapat bersaing dengan negara-negara Barat. Beberapa tujuan spesifik dari restorasi ini, antara lain:
*Modernisasi: Mengadopsi teknologi dan sistem pemerintahan Barat untuk memperkuat militer dan ekonomi Jepang.
*Industrialisasi: Mengembangkan industri modern untuk meningkatkan produksi dan ekspor.
*Militerisasi: Membangun angkatan bersenjata yang kuat untuk melindungi negara dari ancaman luar.
*Pendidikan: Memperluas akses pendidikan bagi seluruh rakyat untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia.
Peristiwa dari Restorasi Meiji berjalan sukses. Hanya berjalan beberapa dasawarsa kemudian, Jepang berhasil menjadi negara adidaya. Hebatnya lagi meskipun Kaisar Meiji membuka pintu Jepang untuk negara asing, negara Jepang tidak kehilangan identitasnya. Sebagai pemimpin tertinggi negara sang Kaisar masih memegang peranan penting dan menjadikan agama Shinto sebagai agama negara.