Mohon tunggu...
Muhimmatul Azizah
Muhimmatul Azizah Mohon Tunggu... Guru - Mahasiswa IAIN Jember

Jadilah yang bermanfaat bagi yang lain

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Guru adalah Cahaya Ilmu dan Pembentuk Karakter Bangsa

19 Maret 2020   14:14 Diperbarui: 10 April 2020   21:58 201
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Nama "guru" sudah tidak asing lagi di telinga kita, begitu juga di kalangan masyarakat bangsa ini, bahkan di seluruh dunia. mengingat jasa-jasanya yang begitu mulia dalam mencerdaskan bangsa. Dimana dengan upayanya, guru menjadi tempat dari lahirnya segala profesi. Tanpa adanya guru mungkin kita tidak akan mendapat ilmu untuk menggapai cita-cita, karena guru merupakan perantara atau jembatan bagi kita dalam menuju kesuksesan. 

Seperti halnya Dokter, mereka tahu cara mengobati pasiennya karena mereka memiliki ilmu, dengan begitu mereka akan mampu menjalankan tugasnya dengan baik, begitu juga seorang pilot, ia tidak akan mampu mengemudikan pesawatnya tanpa adanya ilmu, dan itu semua didapat dari guru yang sungguh mulia.

Kita tahu kesempurnaan hanyalah milik Allah, namun gurulah perantara dalam mencapainya melalui pendidikan formal di sekolah. Dengan guru kita mempunyai ilmu, mempunyai secercah harapan untuk menggapai cita-cita. Seperti kalimat yang diungkap oleh Presiden pertama Republik Indonesia, Ir. Soekarno, yaitu "Guru adalah sebuah profesi yang mulia, karena di tangan merekalah masa depan bangsa ini ditentukan. 

Guru juga dianggap sebagai pahlawan pembangunan, karena di tangan merekalah akan lahir pahlawan-pahlawan pembangunan yang kelak mengisi ruang-ruang publik di negeri ini. Guru yang ideal, bukan sekedar guru yang memenuhi syarat-syarat teknik, seperti pintar, pandai, atau pakar di bidang ilmu yang dimiliki. melainkan yang jauh lebih penting dari itu semua, guru harus bisa menempatkan dirinya sebagai agent of change".

Namun apa jadinya jika kita tidak mengenal sosok guru, kita tidak akan mempunyai ilmu dan masa depan tidak akan terarah, seperti dijelaskan dalam hadits riwayat Bukhori dan Muslim: 

 إِنَّاللّهَ لاَيَقْبِضُ الْعِلْمَ انْتِزَاعًا، يَنْتَزِعُهُ مِنَ الْعِبَادِ، وَلَكِنْ يَقْبِضُ الْعِلْم بِقَبْضِ الْعُلَمَاءِ، حَتّى إِذَا لَمْ يُبْقِ عَالِمًا، اتّخَذَ النّاَسُ رُءُوسًا جُهّالاً فَسُئِلَوا، فَؤفْتَوْا بِغَيْرِ عِلْمٍ، فَضَلوا وأضلوا

"Sesungguhnya Allah tidak mencabut ilmu sekaligus dari para hamba, akan tetapi Allah mencabut ilmu dengan diwafatkannya para ulama, sehingga apabila ulama tidak tersisa lagi, orang-orang akan mengambil pemimpin-pemimpin (agama) yang bodoh, mereka ditanyai lalu berfatwa dengan tanpa ilmu, mereka sesat dan menyesatkan". (HR. Bukhori dan Muslim)

Dengan dicabutnya ilmu, maka seseorang akan berguru kepada guru yang asal-asalan yang tidak mempunyai ilmu dan tidak bertanggung jawab yang akan menyesatkan dirinya sendiri. Mereka akan mengarahkan kita dalam menggapai apa yang kita inginkan bukan dengan ilmu melainkan dengan hawa nafsu belaka. Mau jadi apa bangsa ini jika semua perbuatan hanya dilandasi dengan hawa nafsu? Semua akan sia-sia.

Di sini peran guru sangatlah penting dan tugas guru tidaklah semudah seperti yang umumnya dilihat, guru harus mampu mengarahkan peserta didik untuk menentukan masa depan yang baik, guru harus mampu mendampingi dan menumbuhkan rasa keingintahuan peserta didik, guru juga harus mampu menciptakan rasa aman dan nyaman terhadap peserta didik, agar peserta didik merasa leluasa dalam mengeksplorasikan kemauannya. Dengan begitu peserta didik akan merasa lebih percaya diri. 

Guru tidak hanya mengajar namun juga harus mampu mendidik peserta didiknya, dengan begitu akan terbentuklah karakter yang diharapkan bangsa, menjadi seseorang yang Profesional terhadap profesinya. Sebagai orang tua kedua, apapun yang dikatakan guru harus dipatuhi selagi tidak menyimpang dari UUD dan syariat agama, maka dari itu guru harus mampu jadi suri tauladan yang baik, karena apapun yang dilakukannya akan dijadikan contoh bagi peserta didiknya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun