Diriku Di Januari 2020.
Kalau ditakar, aku adalah orang yang ikhlas menjadi paling bodoh, perasaanku mungkin menjadi paling tulus. Akulah yang sepenuh hati menerimamu, dengan senang hati bersusah-susah bersamamu. Aku selalu menjadi paling pertama yang berkorban untuk kamu, kadang-kadang kamu abaikan saat aku tak bisa berguna untukmu. Aku selalu menjadi yang pertama menyemangatimu, biasa kamu acuhkan tapi aku selalu tegak berdiri dibelakangmu. Apapun yang aku lakukan, sepenting-pentingnya sesuatu yang aku kerjakan prioritasku adalah kamu. kabar dari kamu adalah hadiah penyemangatku ketika bangun pagi, selamat pagi darimu adalah vitamin paling bermanfaat untuk kesehatan jasmani.
Disela-sela doaku, disetiap ceritaku dengan Tuhan, namamu selalu menjadi topik utama, berulangkali namamu yang aku ceritakan, selalu namamu yang menjadi permintaan prioritasku dengan Tuhan. Aku tidak bosan, malahan suka mengadu tentangmu dengan Tuhan.
Dan Kamu ...?
Aku rasa kamu berbeda. Bukan tidak percaya tapi ada sesuatu yang aku rasakan dari dirimu. Kamu memang bilang suka tapi rasanya aneh, kamu memang bicara sayang namun kedengarannya ganjal, kamu memang mengakui aku tapi kupikir ini agak keliru. Kelihatannya bagian kecil dari dirimu tidak mau mengakui aku. Ada hal-hal dari dirimu yang aku rasa kamu akan meninggalkan aku. Aku bisa merasakan itu, dipikiranmu tidak ada aku, dihatimu bukan namaku. Aku tidak paham bagaimana kamu melihatku, bagaimana matamu saat menatapku, bagaimana hatimu saat berada didekatku, aku berikan sepenuhnya kamu malah membagi separuhnya.
Sudah sejak lama aku memikirkan ini, ada yang aneh dengan kamu, seolah-olah memberiku isyarat bahwa kita tidak bisa lagi bersama, aku ingin mencari yang lain. Aku akan meninggalkanmu.
Aku sebenarnya tidak apa-apa dengan itu, tidak apa-apa jika meninggalkan aku yang menginginkanmu lebih dari apapun didunia ini. Hanya saja, ketika kamu menemukan seseorang yang lebih baik, lebih pantas bersanding denganmu ketimbang aku, jangan perlakukan ia sama seperti aku. Jangan sia-siakan ia seperti yang kamu lakukan kepadaku. Selama kamu bahagia, meski sakit, aku juga akan mencoba bahagia. Aku akan selalu kuat, selalu semangat.
Kamu tahu? Cinta yang sebenarnya itu menyakitkan, kalau kamu rasa hatinya tidak cocok untuk kamu, kamu harus rela mematahkannya untuk dipasangkan dengan hati yang baru.
Buku, 8 januari 2020
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H