Mohon tunggu...
MUH IHSAN PATAU
MUH IHSAN PATAU Mohon Tunggu... Mahasiswa - Saya berprofesi sebagai mahasiswa di Universitas Halu Oleh Kendari
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Saya memiliki hobi membuat kanten atau artikel yang menarik untuk di upload di media sosial

Selanjutnya

Tutup

Politik

Protes Massal di Israel: Panggilan untuk Netanyahu Mundur Semakin Bersuara

11 November 2023   00:25 Diperbarui: 11 November 2023   00:25 59
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Pada Sabtu, 4 November, warga Israel menggelar unjuk rasa di luar kediaman resmi Benjamin Netanyahu di Yerusalem, menyerukan sang perdana menteri untuk mengundurkan diri. Teriakan "Bibi adalah seorang pembunuh" menggema sambil beberapa pengunjuk rasa mengibarkan bendera Israel.

Netanyahu, yang dikenal sebagai "Bibi," adalah perdana menteri terlama sejak kemerdekaan Israel. Beberapa pengunjuk rasa berusaha menerobos penghalang di dekat kediaman Netanyahu, menyebabkan bentrok dengan polisi Israel.

Laporan The New Arab mencatat ratusan orang berkumpul di luar kediaman Netanyahu dengan seruan eksplisit agar dia mundur dari jabatan Perdana Menteri. Sambil mengibarkan bendera Israel, mereka teriak, "Penjarakan (Netanyahu) sekarang!"

Protes ini terjadi seiring dengan hasil jajak pendapat yang menunjukkan lebih dari tiga perempat warga Israel percaya Netanyahu seharusnya mengundurkan diri. Aksi unjuk rasa mencerminkan meningkatnya kemarahan publik terhadap pemimpin politik dan keamanan mereka.

Netanyahu, yang telah memimpin Israel selama hampir 16 tahun dalam 27 tahun terakhir, menghadapi tantangan berat dengan tiga kasus korupsi di pengadilan. Sebagai respons terhadap reformasi peradilan kontroversial, terjadi protes massal sembilan bulan sebelumnya pada tanggal 7 Oktober 2023.

Artikel ini menggambarkan momentum unjuk rasa di Israel, mencerminkan ketegangan politik dan tuntutan untuk perubahan di tengah tantangan hukum yang dihadapi oleh perdana menteri.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun