Mohon tunggu...
Ichsan Muhamad
Ichsan Muhamad Mohon Tunggu... -

Penulis amatir, tapi cinta NKRI

Selanjutnya

Tutup

Politik

Khilafah Bukan untuk Indonesia

14 Juni 2017   16:43 Diperbarui: 14 Juni 2017   17:04 314
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Salah satu faktor penting yang menjadi motivasi para pahlawan nasional menuju kebangkitan nasional dan kemerdekaan bangsa Indonesia adalah faktor agama. Bukan hanya Islam, tetapi juga banyak agam lainnya, seperti Kristen, Budha, Hindu, dll. Para tokoh pahlawan (nasionalis) dari agama-agama yang sudah ada eksistensinya di Indonesia ini jauh sebelum kemerdekaan malah sudah menjadikan nilai-nilai luhur yang ada pada agama mereka masing-masing sebagai salah satu unsur penting untuk bergerak dan bersatu padu serta berjuang menuju kemerdekaan bangsa dan negara. Seperti halnya Islam, agama-agama yang ada di Indonesia sama-sama memiliki pandangan kuat tentang perlawanan terhadap pemerintahan kolonial, eksploitasi dan pelanggaran hak asasi manusia dan bangsa Indonesia.

Mereka berjuang bersama-sama saling merangkul dan bahu membahu sesuai dengan keahlian dan kemampuan yang dimiliki mereka masing-masing. Bagi umat Islam yang merupakan agama mayoritas penduduk di Indonesia, mereka menyepakati bahwa kemerdekaan itu adalah hak prioritas, dan bangsa Indonesia harus mampu berdiri tegak sejajar dengan bangsa-bangsa lainnya di dunia. Lalu mereka pun menjadikan nilai-nilai dari ajaran Islam itu sebagai factor pendorong untuk berjuang memerdekakan bangsa ini, yang bersatu dalam kebhinekaan dan keragaman.

Islam memang sangat menentang keras penjajahan dan tidak menerima eksploitasi dalam bentuk apapun antara sesama manusia, tanpa membedakan warna kulit, bahasa, dan agama. Bahkan Islam mengajarkan umatnya agar menghormati kemanusiaan dan mengajak kepada kemajuan pengetahuan (sains) di segala bidang, serta menekankan bahwa setiap kita harus selalu berpikir maju. Bahkan dalam salah satu peribahasa Islami disebutkan bahwa "barangsiapa yang hari ini kondisinya masih sama saja dengan hari kemarin, maka sesungguhnya ia mengalami kerugian dan tidak mendapatkan apa-apa".

Hasil perjuangan para pendahulu kita telah dirasakan secara jelas dan nyata. Bangsa Indonesia terbukti mampu bersatu dan menunjukkan kepada dunia internasional bahwa Indonesia memiliki kemampuan dan kapasitas sama dengan yang dimiliki oleh bangsa-bangsa lain. Bangsa Indonesia telah mampu mengkombinasikan Islam, Pancasila, dan demokrasi, sehingga Indonesia salah satu negara yang diperhitungkan di pergaulan internasional. Hal ini juga sekaligus menunjukkan bahwa Islam bukanlah agama primitif yang sesak dengan pemikiran-pemikiran kasar, radikal dan anti terhadap perbedaan, jelas Islam bukanlah yang seperti itu.

Kemudian adanya kemunculan sekelompok kecil yang mengaku (membawa label) Islam namun sangat gandrung pada kekerasan belakangan ini sangat mengkhawatirkan dan tentunya hal tersebut sangat disayangkan. Di saat Islam mulai menunjukkan peran besarnya dalam kemajuan dan peradaban bangsa ini (contoh: seperti yang ditunjukkan oleh Muhammadiyah dan NU), kelompok ini justru malah ingin menarik masyarakat kita kembali kepada abad-abad awal, di mana permasalahan hanya dapat diselesaikan dengan peperangan dan perbedaan merupakan musuh yang harus segera dimusnahkan.

Mereka adalah orang-orang diam namun punya basis komunitas yang besar, merawat delusi paham khilafah demi penghancuran ideologi berdemokrasi dan keberhasilan yang telah kita raih sampai sejauh ini. Mereka menganggap bahwa khilafah-lah sebagai satu-satunya solusi terhadap segala masalah dan carut-marut yang dihadapi oleh bangsa ini. Padahal anggapan semacam ini justru untuk menunjukkan secara gamblang bahwa sesungguhnya mereka ini sangatlah tidak memahami sejarah bangsa ini secara utuh dan komprehensif. Mereka juga sama saja tidak menghargai perjuangan dan jasa para pahlawan-pahlawan yang sudah berjuang.

Padahal sebetulnya, gagasan khilafah yang sedang berkembang ini adalah bisa disebut Mafasid Al-Mutahaqqoqoh, yakni mengundang marabahaya yang benar-benar nyata, mengganggu stabilitas negara yang nantinya akan berimbas pada stabilitas ekonomi dan politik (seperti apa yang terjadi di Timur-Tengah). Bahkan ada potensi pertumpahan darah dikarenakan akan muncul dari kelompok-kelompok yang pro dan kontra terhadap khilafah. Utamanya pembelaan dari kalangan yang melindungi Pancasila dan NKRI. Jelas hal seperti ini tidak mau terjadi di negara kita kan??..

Berpegang pada delusi khilafah dari kelompok ini, malah terlihat sangat berlawanan terhadap semangat kemajuan dan perbaikan masyarakat Indonesia. Kita yang kini telah hidup di era serba modern seharusnya belajar untuk berkembang dan berkemajuan, bukan malah kembali ke pemikiran purba ala masyarakat pra-peradaban. Jadi pada akhirnya khilafah hanyalah tinggal persepsi sejarah, upaya untuk membangunnya lagi seperti usaha yang sia-sia (dan karena memang Rasulullah tidak pernah "nyuruh" kita untuk bangun negara/bangsa agama). Jika memang ada yang berusaha untuk membangunkannya maka hanya akan menjadi masalah bagi bangsa ini.

Apa yang sudah dilakukan negara ini sudah tepat, melalui Menteri Polhukam, Wiranto, untuk membubarkan kelompok ini. Namun harus ada beberapa aspek yang detail dan jeli diperhatikan mengingat bahwa mereka sudah memiliki basis massa yang cukup besar agar nantinya tidak menjadi polemik masyarakat di kemudian hari. Pemerintah tidak perlu khawatir, sebagian rakyat Indonesia masih cinta dengan Pancasila, masih ada yang mau berjuang mewujudkan cita-cita besar yang menjadi tugas kita bersama. Seluruh generasi bangsa ini harus disadarkan bahwa apa yang sudah diperjuangkan oleh para pahlawan (syuhada) kita ini harus kita pertahankan, tidak ada alasan apapun untuk merubah landasan idiil dan konstitusional negara kita, Pancasila sudah mutlak (termasuk nilai-nilai Islam yang terkandung didalamnya).

Mungkin ini bukan kali pertama ada upaya untuk merubah dasar negara. Sejarah mencatat pernah juga ada upaya untuk membangun negara Islam yang dilakukan oleh kelompok seperti Darul Islam (DI) atau Tentara Islam Indonesia (TII) dan Negara Islam Indonesia (NII) yang pernah muncul belakangan ini. Tapi semua itu bisa digagalkan dan ditutup ruang geraknya dengan upaya-upaya pencegahan yang dilakukan pemerintah, dan pada akhirnya Pancasila masih berdiri tegak menjaga dan mengawal NKRI. Dan pastinya hanya akan ada satu ideologi yang menjadi landasan hidup berbangsa dan bernegara rakyat Indonesia sampai kapan pun yakni Pancasila, dan untuk khilafah, maaf anda tidak cocok dengan Indonesia. Wassalam.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun