Mohon tunggu...
Muhibbuddin Abdulmuid Yassin Marthabi
Muhibbuddin Abdulmuid Yassin Marthabi Mohon Tunggu... lainnya -

Saya manusia biasa yang makan dan minum...bisa lapar dan haus..yang bisa senyum dan sakit...bisa gembira dan luka hati...bisa tertawa dan meneteskan air mata...seperti teman-teman semua...saya manusia...\r\nTapi hamba ini berdo'a..jika hamba mati..darah hamba mengalir di bumi dan menulis kalimat الله\r\n\r\nwww.suaramuhibbuddin.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

NAWALA dan Kewajiban Orang Tua Mendidik Anak

11 Juli 2010   01:32 Diperbarui: 26 Juni 2015   14:57 402
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_675" align="alignleft" width="300" caption="Situs yang terblokir Nawala Project"][/caption]

Berdasarkan kenyataan, bahwa tidak ada cara yang efektif untuk membatasi penyebaran pornografi dan pornovideo di internet, maka kesadaran orang tua terhadap moral akhlak anak menjadi penentu keselamatan anak dalam browsing internet. Masih bertebarannya pornografi di berbagai situs membuktikan bahwa tanggungjawab penuh sebenarnya tetap dan masih di tangan orang tua dalam mendidik, bukan guru di sekolah, teman-teman, apalagi pekerja yang bertugas memblokir pornografi dan pornovideo..

Pencipta dan Penyedia peralatan teknologi informasi tidak dapat didakwa atas tuduhan “perusakan” moral anak dan generasi bangsa, sebab pencipta dan penyedia peralatan tersebut juga membantu pemenuhan kebutuhan informasi positif yang bukan termasuk dalam kategori konten terlarang. Penyelewengan murni sebagai kecerobohan user atau pengguna internet. Dan karena kehadiran anak berasal dari rumah, maka orang tualah yang bertanggungjawab penuh dalam mendidik anak. Walaupun.seorang anak seumpama disekolahkan di sebuah pondok dan lembaga pendidikan lainnya, tanggungjawab perkembangan akhlak anak tetap berada pada orang tua, sebab seorang anak terlahir dan datang dari rumah. Seorang anak bukan datang dari pondok, sekolah atau jalanan. Dan jika seorang anak itu ternyata meleset dari harapan orang tua, maka orang tua tidak sepantasnya menuduhkan atau memberi label buruk kepada lembaga pendidikan atau pondok yang mengasuhnya, apalagi mempersalahkan pengelola negara

Pada tanggal 9 November 2009.terobosan baru dilakukan beberapa aktivis Teknologi Informasi dan Komunikasi. Tentulah aktivis tersebut bukanlah pengguna yang menikmati kemajuan teknologi hanya untuk mendapatkan kesenangan dan kepuasan sesaat. Anak bangsa yang tergabung dalam Nawala Project menawarkan sebuah koridor mengawal jalannya kemajuan teknologi informasi agar tidak menyeleweng terlalu jauh sehingga mengabaikan faktor moral. Nawala Project secara spesifik akan memblokir jenis konten negatif yang tidak sesuai dengan peraturan perundangan, nilai dan norma sosial, adat istiadat dan kesusilaan bangsa Indonesia seperti pornografi dan perjudian. Selain itu,Nawala sebagai salah satu layanan yang diberikan oleh Nawala Project yang membantu pengguna internet menghindari akses ke situs-situs yang mengandung materi pornografi, judi, phising dan malware

[caption id="attachment_676" align="alignright" width="317" caption="Salah satu prosedur pemindahan DNS ke DNS Nawala di windows"]

[/caption] Koridor tersebut “mengalihkan” untuk penggunaan kode DNS atau Domain Name System yang khusus, yaitu DNS #1 180.131.144.144 dan DNS #2: 180.131.145.145. Untuk saat ini baru DNS Nawala yang dapat dipergunakan oleh pengguna internet, namun dalam perencanaan jangka panjang Nawala Project juga akan memberikan layanan URL Filtering dan Anti SPAM. Kawalan yang berpusat di “stasiun” Nawala Project ini menerima pengaduan atau complaint dari masyarakat luas yang “menilai” sebuah website memenuhi kategori sebagai halaman website yang mengandung konten-konten terlarang di atas.

Sasaran utama dari proyeksi ini sebenarnya adalah pengguna internet usia anak-anak. Harapannya untuk bangsa dan negara adalah bahwa di masa depan tercipta poros bernuansa ideologis-hitech dan bukan sekedar main blokir. Lebih jauh adalah membiasakan dan membentuk karakter khusus yang membuat pengguna internet tidak menganggap dan menilai pornografi, pornovideo, perjudian, malware, dan phising sebagai hal lumrah dan umum, yang mana tidak perlu ada kriteria larangan browsing serta usaha pencegahan dari jangkitannya. Konten-konten larangan tersebut akan menjadi sebuah “pamali” publik yang tidak hanya memberikan kenyamanan dalam browsing, tetapi juga ketenangan para orang tua saat menyaksikan anak-anaknya sibuk tertarik di depan internet. Para orang tua seakn terbantukan secara “penuh” dan total, terlepas dari kekhawatiran dan was-was terhadap masa depan moral anak-anaknya.

Efektifitas Nawala Project

Berbagai manfaat dapat kita peroleh dari aktivasi DNS Nawala ini. Akan tetapi, dalam kenyataannya, harus disadari juga bahwa penggunaan DNS Nawala selama ini sebenarnya tidak secara total dan “benar-benar” menghalang pengguna internet untuk “benar-benar” bebas dari pornografi, pornovideo, perjudian dan konten larangan lainnya. Untuk memblokir situs perjudian, pornovideo, malware, dan phising mungkin jelas dan mudah untuk memasukkannya dalam black list. Tetapi, fakta di lapangan, untuk pornografi masih belum diblokir secara total. Munculnya kesulitan di lapangan tentulah disebabkan banyaknya situs yang “menyamar” yang menggunakan situs tersebut untuk berbisnis atau kegiatan lainnya, tetapi “diselipkan” beberapa konten pornografi.

Untuk itu, Nawala harus stand by 24 jam penuh untuk menerima aduan dari berbagai kalangan masyarakat yang campur aduk. Kondisi masyarakat yang heterogen ini tentulah memiliki kepentingan dan latar belakang yang berbeda-beda. Tanpa kehati-hatian tingkat tinggi, pemblokiran akan menciptakan banyak konflik. Walaupun dengan satu jawaban, Nawala bisa langsung selamat dan bebas dari tuduhan melanggar HAM. Jawaban yang tepat untuk pengguna atau pemilik situs yang terkena blokir adalah penjelasan bahwa perubahan DNS adalah berazaskan sukarela dan tidak mewajibkan semua pengguna internet menggunakn DNS tersebut. Di sinilah kelebihan Nawala, di mana azas sukarela menjadi landasan pertama. Pengguna mau menggunakan DNS Nawala atau tidak, tergantung dan “terserah bulat-bulat” kepada masyarakat. Langkah mengawal moral tanpa mengkebirikan dan mematikan hak seseorang untuk bebas browsing.

Moral Anak Sebagai Tanggungjawab Penuh Orang Tua

Berdasarkan kenyataan, bahwa tidak ada cara yang efektif untuk membatasi penyebaran pornografi dan pornovideo di internet, maka kesadaran orang tua terhadap moral akhlak anak menjadi penentu keselamatan dalam browsing internet. Masih bertebarannya pornografi di berbagai situs membuktikan bahwa tanggungjawab penuh sebenarnya masih di tangan orang tua dalam mendidik, bukan guru di sekolah, teman-teman, apalagi pekerja Nawala Project.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun