Seringkali orang tua dan guru, dibuat bingung bongko dan kalangkabut oleh pola tingkahlaku dan keadaan perkembangan anak-anaknya atau remaja atau lebih tepatnya siswa sekolah, apalagi usia SLTP. Banyak sudah kasus-kasus terjadi pada remaja, baik di rumah, pergaulan, bahkan sekolah. Orang tua dan guru, termasuk orang-orang dewasa sebaliknya harus mampu memahami dan menangani semua polah tersebut sehingga masa perkembangannya berjalan secara normal, sementara orang tua dan guru tetap bisa mengawal perkembangan tersebut. Di bawah ini sedikit pembahasan tentang REMAJA, suatu tahap perkembangan yang UNIK dalam perjalanan manusia.
1. Pengertian Remaja
Remaja atau adolescence berasal dari kata Latin adoloscere (kata bendanya, adolescentia yang berarti remaja) yang berarti "tumbuh" atau "tumbuh menjadi dewasa".
Istilah adolescence, seperti yang dipergunakan saat ini, mempunyai art iyang lebih luas, mencakup kematangan mental, emosional, social, dan fisik. Pandangan ini diungkapkan oleh Paget (1211) dengan mengatakan : "Secara psikologis, masa remaja adalah usia di mana individu berintegrasi dengan masyarakat dewasa, usia di mana anak tidak lagi merasa di bawah tingkat orang-orang yang lebih tua melainkan berada dalam tingkatan yang sama, sekurang-kurangnya dalam masalah hak.....Integrasi dalam masyarakat (dewasa) mempunyai aspek efektif, kurang lebih berhubungan dengan masa puber....Termasuk juga perubahan intelektual yang mecolok....Transformasi intelektual yang khas dari cara berpikir remaja ini memungkinkannya untuk mencapai integrasi dalam hubungan social orang dewasa, yang kenyataannya merupakan ciri khas yang umum dari periode perkembangan ini".
2. Tahun-tahun Masa Remaja
Masa remaja ini dibagi menjadi dua bagian yaitu awal masa dan akhir masa remaja.
Garis pemisah antara awal dan akhir masa remaja terletak kira-kira di sekitar usia tujuh belas tahun; usia saat mana rata-rata setiap remaja memasuki sekolah menengah tingkat atas. Ketika remaja duduk di kelas terakhir, biasanya orang tua menganggapnya hampir dewasa dan berada di ambang perbatasan untuk memasuki dunia kerja orang dewasa, melanjutkan ke pendidikan tinggi, atau menerima pelatihan kerja tertentu. Status di sekolah juga membuat remaja sadar akan tanggungjawab yang sebelumnya belum pernah terpikirkan. Kesadaran akan status formal yang baru, baik di rumah maupun di sekolah, mendorong sebagian besar remaja untuk berperilaku lebih matang.
Karena rata-rata laki-laki lebih lambat matang daripada anak perempuan, maka laki-laki mengalami periode awal masa remaja yang lebih singkat, meskipun pada usia delapan belas tahun ia sudah dianggap dewasa, seperti halnya anak perempuan. Akibatnya seringkali lak-laki tampak kurang matang usianya dibandingkan dengan perempuan. Namun, dengan adanya status yang lebih matang di rumah dan di sekolah, biasanya laki-laki cepat menyesuaikan diri dan menunjukkan perilaku yang lebih matang, yang sangat berbeda dengan perilaku remaja yang lebih muda.
Awal masa remaja berlangsung kira-kira dari tiga belas tahun sampai enam belas atau tujuh belas tahun, dan akhir masa remaja bermula dari usia 16 atau 17 tahun sampai delapan belas tahun, yaitu usia matang secara hokum. Dengan demikian akhir masa remaja merupakan masa yang sangat singkat
Menurut Dr.Winarno Surachmad, setelah meninjau banyak literature luar negeri, menulis usia lebih kurang antara 12 - 22 tahun adalah masa yang mecakup sebagian terbesar perkembangan adolescence. Sedangkan Kwee Soen Liang SH, membagi masa "puberteit" sebagai berikut:
1. Prae Puberteit, laki-laki : 13 - 14 tahun (Fase Negatif)