Mohon tunggu...
Muhibbuddin Abdulmuid Yassin Marthabi
Muhibbuddin Abdulmuid Yassin Marthabi Mohon Tunggu... lainnya -

Saya manusia biasa yang makan dan minum...bisa lapar dan haus..yang bisa senyum dan sakit...bisa gembira dan luka hati...bisa tertawa dan meneteskan air mata...seperti teman-teman semua...saya manusia...\r\nTapi hamba ini berdo'a..jika hamba mati..darah hamba mengalir di bumi dan menulis kalimat الله\r\n\r\nwww.suaramuhibbuddin.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Universalitas Sabar

16 Agustus 2010   22:33 Diperbarui: 26 Juni 2015   13:58 136
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Assalamu’alaikum wr. wb.

[caption id="attachment_228695" align="alignleft" width="140" caption="Semua orang berhak dan wajib sabar"][/caption]

Jama’ah Kajian Subuh Online yang dimuliakan Allah…

Mendengar kata “sabar”, umumnya orang terasosiasikan kepada suatu kondisi penderitaan, kesusahan, terkena musibah, ditimpa bencana alam, meneroma cobaan, dan lain-lain yang “diasumsikan” dari sikap jiwa seseorang yang “berada di bawah” .

Sering orang mengatakan, alangkah sabarnya orang itu, menerima hinaan dan celaan tetap bersabar. Alangkah sabarnya dia, bencana alam yang menimpanya sehingga sanak keluarganya meninggal dunia, tidak membuatnya goyah dalam beribadah kepada Allah. Kita harus sabar menghadapi semua cobaan ini, jika kita mengharapkan untuk memperoleh kebahagiaan. Saudara-saudara, kesabaran adalah kunci agar kita bisa kuat pada saat kita ditimpa kemalangan. Anak-anakku, bersabarlah, karena hidup ini sudah ada yang mengatur. Murid-muridku, dalam menghadapi Ujian Nasional nanti, kalian harus bersabar dan kuat hati menghadapi semua keputusan dan menerima semua kenyataan hasil Ujian Nasional dengan sabar.

Jama’ah Kajian Subuh Online dimanapun berada…

Ungkapansedemikian memang tidak keliru, sebab dalam sebuah hadits, dari Suhaib ra, bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Sungguh menakjubkan perkaranya orang yang beriman, karena segala urusannya adalah baik baginya. Dan hal yang demikian itu tidak akan terdapat kecuali hanya pada orang mu'min: Yaitu jika ia mendapatkan kebahagiaan, ia bersyukur, karena (ia mengetahui) bahwa hal tersebut merupakan yang terbaik untuknya. Dan jika ia tertimpa musibah, ia bersabar, karena (ia mengetahui) bahwa hal tersebut merupakan hal terbaik bagi dirinya." (HR. Muslim).

Nah, sekilas memperhatikan hadits di atas, makna sabar memang mencerminkan gambaran sikap hati seseorang yang sedang dalam kondisi sedih, susah, teraniaya, dizolimi, disakiti, dilukai, dikhianati, ditipu, dan sebagainya. Sabar diletakkan menjadi fondasi atau landasan pertahanan semangat manusia pada saat dan dari titik nadzir, sehingga situasi krisis tersebut mampu untuk diatasi, diselesaikan, dan dicarikan jalan keluarnya tanpa membuat orang yang bersangkutan menderita yang lebih parah.

Yang menjadi pertanyaan, apakah semua orang tidak mengalami bagaimana ia menderita? Apakah semua orang tidak mengalami hidup susah? Apakah semua orang tidak mengalami kesulitan dalam menyelesaikan persoalan-persoalan hidupnya? Apakah semua orang itu selalu hidup senang dan berbahagia? Apakah penderitaan itu hanya dirasakan oleh orang di kolong jembatan? Apakah kesusahan itu hanyalah milik orang yang hidupnya serba kekurangan? Apakah kesusahan itu hanya menimpa mereka yang terkena banjir banding, mereka yang terkena gempa bumi?

Membicarakan semua penjelasan di atas, maka sememangnya hidup ini bukanlah jalan dan arena mengumbar kesenangan. Dunia ini bukanlah tempat untuk menikmati semua kesenangan dan pesta pora. Dunia ini. bukan pula surga di mana orang bisa berbuat semaunya bisa mendapatkan semua keinginannya.

Sehebat apapun orang, tidak semua kehendaknya bisa terpenuhi. Tidak semua keinginannya dapat tercapai. Ini adalah kenyataannya, seandainya kita menyadari bahwa tidak ada manusia yang tidak hidup dalam kelemahan, dalam berbagai rupa dan bentuk kelemahan itu. Maka sabar ini menjadi model jiwa universal yang harus dan akan tetap dimiliki manusia dalam hidupnya, status apapun yang dia punya, suku apapun dia, dan di negara manapun di tinggal. Bahkan kegiatan apapun yang dia kerjakan, merasakan kondisi “harus sabar” akan tetap dijalaninya. Seorang yang sholat harus sabar memenuhi jumlah rakaat yang harus dipenuhinya. Seorang yang berzakat juga, harus sabar melepaskan uang yang harus dikeluarkan. Seorang yang sedang berpuasa juga harus bersabar menghadapi godaan saat berpuasa.

Tidak hanya mereka, seorang yang dipenjara karena kasus-kasus kejahatan dan kemurkaannya juga harus bersabar menerima kenyataan hidupnya. Seorang presiden juga harus bersabar menghadapi kritik dari rakyatnya. Seorang anggota dewan juga harus bersabar ketika sedang merumuskan konsepsi regulasi yang harus dicetuskan. Seorang anak buah harus bersabar ketika sedang melaksanakan pekerjaan dari majikannya. Seorang majikan atau bos, juga harus bersabar ketika sedang mengelola anakbuahnya yang memiliki aneka sifat dan karakter. Seorang koruptor juga harus bersabar agar korupsinya berhasil. Seorang pencuri juga harus bersabar agar rencannya berhasil. Ini kunci sukses. Sabar sebagai kunci keberhasilan seseorang apapun kedudukannya dan bagaimanapun keadaanya.

Jama’ah Kajian Subuh Online yang dirahmati Allah…

Kenyataan hidup tidak selalui sesuai dengan apa yang kita inginkan untuk terjadi. Proses dunia ini tidaklah berlaku menurut manusia. Kadang semuanya mendukung kita, kadangkala kejadiannya lain dengan rencana dan kemauan kita. Maka dengan sabar inilah, hati menjadi termanajemen, jiwa terkontrol, dan semangat menjadi terarah. Kesadaran ini memberikan kekuatan jiwa kita, memberikan pemahaman bersama, bahwa ternyata jika kita sebagai seorang yang sedang sedih ditimpa kemalangan, maka mereka yang hidup dengan serba mewah, mereka yang memiliki jabatan tinggi, mereka yang hidup di dalam istana, juga menghadapi situasi hidup di mana saat itu dia harus bersabar, mau atau tidak, rela atau terpaksa..

Kita menjadi lebih lunak dan lembut menghadapi semua kejadian yang menimpa kita. Kita juga menjadi lebih kuat menjalani hidup ini, sebab tidak ada orang yang tidak mengalami kondisi hidup di mana dia harus bersabar menghadapinya.

Semakin kita memahami bahwa kenyataan hidup ini tidak selalu selaras dengan rencana kita, maka kita menyadari bahwa dunia ini berjalan tidaklah menuruti kemauan kita, sehingga kita akan siap dan harus sabar menghadapi segala peristiwa dan “nasib” kita di dunia ini. Janganlah kita berupaya untuk memaksakan kehendak dan rencana kita, janganlah kita membebaskan mata kita untuk menyaksikan kejadian di depannya terjadi menuruti kita kita, sehinggga mengorbankan keharmonisan hidup dengan orang lain.. Tetapi, berlatihlah kita menyaksikan dunia berjalan bukan atas kehendak kita, dunia ini bekerja menurut sebuah rencana baik dari orang yang kita suka, maupun orang yang tidak kita suka, semuanya harus kita hadapi dengan sabar, karena sabar itupun juga harus dimiliki oleh semua orang.

Jama’ah Kajian Subuh Online yang dimuliakan Allah….

Demikianlah materi di pagi ini, kesalahan itu datang dari saya, kebenaran datang dari Allah.

Wassalamu’alaikum wr. wb.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun