Mohon tunggu...
Muhibussabri Hamid
Muhibussabri Hamid Mohon Tunggu... lainnya -

think about learn and learn

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Kami, Kita Belum Merdeka!

10 Desember 2014   08:39 Diperbarui: 17 Juni 2015   15:38 16
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Perang yang paling besar adalah perang melawan hawa nafsu."

Dalam redaksi Al-Hadis disebutkan 'Jihad' ketika suatu ketika Rasulullah Saw. mengatakan bahwa ada perang yang lebih dahsyat yaitu jihad melawan hawa nafsu, sebagian menilai hadis ini dhaif rawinya walaupun matannya masyhur dikalangan umat Islam.

Dalam redaksi kamus manusia hampir kebanyakan kasus mereka takluk ketika berhadapan dengan diri sendiri. Setelah berpeluh mati-matian siang dan malam, akhirnya ketika haluan sudah ditangan mereka gentar tak karuan.

Manusia melawan ketika diperlakukan tidak adil dan tidak manusiawi ditanah sendiri. Berbekal semangat dan nyawa yang telah meninggal mereka berhasil memegang tali kekang.

Pun alur dan plotnya berubah besar-besaran setelah dihadapkan pada kepentingan pribadi kita, saya dan anda. Mulailah kaki gemetaran, idealisme berubah haluan.

Satu-satunya cara agar kita, saya anda tidak lagi ter/di-jajah adalah terus belajar. Memperbaiki diri, bersihkan niat dan reboisasi kembali idealisme yang kemarin itu terbabat gundul.

Bacalah agar kita tidak lupa, bacalah agar kita tau, bacalah agar kita bisa mengerti bahwa perang bukan lagi dengan pucuk pistol dan besi. Tapi kini berperang melawan diri sendiri, berperang melawan kebodohan, berperang melawan kemiskinan dan berperang melawan lupa.

Merdeka itu adalah sebaik apa pendidikan sudah dan akan dirasakan generasi kita, apakah cukup hanya dengan pendidikan materi tanpa rohani?

Merdeka itu adalah sebanyak mana rumah dari pelepah rumbia masih tersisa di pedalaman tempat terisolir, setersenyum mana ekonomi masyarakat miskin?

Merdeka itu adalah sebaik apa pelayanan yang dirasakan oleh dan diberikan untuk publik. Merdeka itu ketika kita tidak lagi merasa sebagai minoritas ditanah kita lahir.

Selama belum merdeka! Kita, saya, anda akan terus melawan, hingga kita merasa merdeka.

*ring..ring.. ring ring. Kenapa permintaan pak Dubes untuk berkunjung tidak direspon? Karena kita belum merasa merdeka. E.aa..a.a.aa..a!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun