"Perang yang paling besar adalah perang melawan hawa nafsu."
Dalam redaksi Al-Hadis disebutkan 'Jihad' ketika suatu ketika Rasulullah Saw. mengatakan bahwa ada perang yang lebih dahsyat yaitu jihad melawan hawa nafsu, sebagian menilai hadis ini dhaif rawinya walaupun matannya masyhur dikalangan umat Islam.
Dalam redaksi kamus manusia hampir kebanyakan kasus mereka takluk ketika berhadapan dengan diri sendiri. Setelah berpeluh mati-matian siang dan malam, akhirnya ketika haluan sudah ditangan mereka gentar tak karuan.
Manusia melawan ketika diperlakukan tidak adil dan tidak manusiawi ditanah sendiri. Berbekal semangat dan nyawa yang telah meninggal mereka berhasil memegang tali kekang.
Pun alur dan plotnya berubah besar-besaran setelah dihadapkan pada kepentingan pribadi kita, saya dan anda. Mulailah kaki gemetaran, idealisme berubah haluan.
Satu-satunya cara agar kita, saya anda tidak lagi ter/di-jajah adalah terus belajar. Memperbaiki diri, bersihkan niat dan reboisasi kembali idealisme yang kemarin itu terbabat gundul.
Bacalah agar kita tidak lupa, bacalah agar kita tau, bacalah agar kita bisa mengerti bahwa perang bukan lagi dengan pucuk pistol dan besi. Tapi kini berperang melawan diri sendiri, berperang melawan kebodohan, berperang melawan kemiskinan dan berperang melawan lupa.
Merdeka itu adalah sebaik apa pendidikan sudah dan akan dirasakan generasi kita, apakah cukup hanya dengan pendidikan materi tanpa rohani?
Merdeka itu adalah sebanyak mana rumah dari pelepah rumbia masih tersisa di pedalaman tempat terisolir, setersenyum mana ekonomi masyarakat miskin?
Merdeka itu adalah sebaik apa pelayanan yang dirasakan oleh dan diberikan untuk publik. Merdeka itu ketika kita tidak lagi merasa sebagai minoritas ditanah kita lahir.
Selama belum merdeka! Kita, saya, anda akan terus melawan, hingga kita merasa merdeka.
*ring..ring.. ring ring. Kenapa permintaan pak Dubes untuk berkunjung tidak direspon? Karena kita belum merasa merdeka. E.aa..a.a.aa..a!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H