Ren Descartes (nama Latinnya: Renatus Cartesius, lahir tahun 1596) dijuluki Bapak Filsafat Modern. Seorang matematikawan. Ren Descartes menjalani pendidikan militer di Belanda (1618) dan, sebagai tentara, pernah tinggal di Neubau (Jerman), tempat ia menemukan keyakinan filosofis cogito, ergo sum (Aku berpikir, maka aku ada) dalam suatu "pengalaman menara" (1619). Ren Descartes kemudian tinggal di Paris (1625-1628) dan mulai mengabdikan diri sepenuhnya untuk ilmu pengetahuan. Di negeri Swedia, Ren Descartes terkena radang paru-paru dan meninggal pada 11 Februari 1650.
Sebuah pertanyaan yang mendasar dan pertama dari Ren Descartes: Apakah ada metode yang pasti sebagai dasar untuk melakukan refleksi filosofis? Inilah yang kemudian dinamakan sebagai sikap keragu-raguan radikal dari Ren Descartes. Anggapan bahwa semuanya hanyalah tipuan, dan tidak tidak bisa diterimanya, jika dipahami secara jelas dan terpisah yang akan menjadi norma penentu kepastian dan kebenaran.
"Saat aku mencermati dan berpikir bahwa segala sesuatu adalah salah, pada saat itu aku menyadari kebenaran ini: 'Aku berpikir, maka aku ada'". Bagi Ren Descartes, kesadaran diri merupakan instrument awal dari diterimanya kebenaran. Kesadaran pada masa itu menggeser posisi wahyu Allah sebagai sumber pengetahuan yang benar seperti yang diajarkan pada Abad Pertengahan.
Dari kesadaran diri yang diperoleh dari refleksi atas keraguan-raguan radikal. Usaha Ren Descartes dibedakan dalam dua langkah:
- Â Arah ke dalam
Segala sesuatu dari luar tidak bisa dipercaya, manusia harus mencari kebenaran dalam dirinya sendiri, sambil menggunakan kriteria di atas (jelas dan terpilah-pilah). Yang kemudian Ren Descartes memberikan pemahaman di diri manusia ada tiga hal yang disebutnya "ide-ide bawaan":
1. Ide pemikiran (cogitation
2. Ide Allah (deus)
3. Ide keluasan (extentio)
- Arah ke luar
Kesadaran diri (cogito), Descartes berusaha memahami realitas alam dunia, yakni "ada" yang berdiri sendiri:
1. Allah