Soekarno adalah sosok orang yang romantik dan pecinta. Beliau mencintai semua istri-istrinya yang berjumlah 9 orang. Beliau dikenal sebagai pria yang menyukai kemolekan tubuh perempuan yang bisa dilihat dari koleksi patung-patung perempuan telanjang selama beliau menjabat sebagai presiden. Namun bukan Soekarno namanya jika mencintai tanpa memiliki, dan perempuan mana yang tak kagum dengan karakteranya yang kuat, hingga mampu mempersunting gadis dari jepang. Bahkan Soekarno dicap oleh media-media asing sebagai pria hidung belang.
Bagian pertama: buku ini menjelaskan tentang pribadi Soekarno, seputar ayah,ibu, istri, dan anak.Â
Dengan nama 'Putra Sang Fajar' karena beliau lahir saat pagi hari dibarengi dengan meletusnya gunung kelut. Konon mitosnya ada kaitannya dengan masa depan soekarno, 6 juni 1901 di Lawang Seketeng, Surabaya, Jawa Timur. Dari ayah Raden Soekemi Sosrodiharjo dan Ibu Ida Ayu Nyoman Rai. Semula namanya bukan Soekarno, melainkan Kusno Sosrodiharjo, karena sakit-sakitan dirubahlah menjadi Soekarno. Pendidikan terakhirnya ialah Technische Hugo School, sekarang bernama Institut Teknologi Bandung.
Bagian kedua: menjelaskan tentang pemikiran atau ideologi yg di anut Soekarno.
Perjalanan dimulai dari Soekarno ikut Raden Mas Haji Oemar Said Cokroaminoto di Surabaya dan menelan paham-paham Partai Serikat Islam milik Raden Mas Haji Oemar Said Cokroaminoto yang perpaham Islam Sosialisme.Â
Tak sampai disitu, disurabaya Soekarno bertemu dengan tokoh-tokoh Partai Komunis Indonesia yakni Muso Manowar, Semaoen, dan Sekarmadji Maridjan Kartosoewirjo. Soekarno mendirikan Negara Nasionalis, Muso Manowar dan Semaoen berkeinginan mendirikan Negara Komunis dan  Sekarmadji Maridjan Kartosoewirjo berkeinginan mendirikan Negara Islam.
Pasca pertemuan dengan orang-orang hebat di Surabaya, Soekarno memilih untuk melanjutkan Pendidikan di Bandung, yang membawanya kepada pertemuan dan perkenalan dengan Doewes Deker dan Tjipto Mangunkusumo yang mempimpin National Indische Partij.Â
Kemudian Soekarno yang lulus kuliah pada 4 juli 1927 di Technische Hugo School, mendirikan Partai Nasionalis Indonesia Bersama teman-temannya. Beberapa tahun kemudian Soekarno di asingkan oleh penjajah belanda karena membahayakan mereka, kemudian kembali dari pengasingan, Soekarno mendirikan Perindo. Dari perjalanan hidupnya tersebut ditambah buku-buku yg dibacanya membawa kesimpulan bahwa Pancasila dan Marhaenisme adalah cocok dengan culture Indonesia.
Bagian ketiga tentang peristiwa yang dihadapi Soekarno.
Selama menjabat, peristiwa-peristiwa yang dihadapi Soekarna luar biasa menegangkan, sepeti menghadapi moment G30S/PKI, dihadapkan dengan Supersemar dan lain sebagainya sampai pada Soekarno meninggal dunia.