Mohon tunggu...
Muhammad ridho
Muhammad ridho Mohon Tunggu... Administrasi - Blum ada pencapaian

Menjadi lebih baik untuk kedepannya

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Teori Psikososial Erik Erikson

28 Oktober 2024   09:43 Diperbarui: 28 Oktober 2024   09:48 35
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Teori Psikososial Erik Erikson adalah salah satu teori perkembangan manusia yang paling terkenal. Erikson mengembangkan model perkembangan psikososial yang mencakup seluruh rentang hidup manusia, dari bayi hingga usia tua. Ia berpendapat bahwa setiap tahap kehidupan ditandai oleh krisis atau konflik psikososial yang harus diselesaikan agar individu dapat berkembang secara sehat. Ada delapan tahap dalam teori psikososial Erikson:

1. Kepercayaan vs Ketidakpercayaan (0--1 tahun): Tahap ini berkaitan dengan bayi yang membangun rasa kepercayaan terhadap dunia berdasarkan interaksi dengan pengasuh. Jika pengasuh memberi kasih sayang dan perhatian yang konsisten, bayi akan merasa aman dan percaya terhadap dunia.

2. Kemandirian vs Rasa Malu dan Keraguan (1--3 tahun): Di tahap ini, anak belajar menjadi mandiri dan mengembangkan kendali diri. Dukungan orang tua sangat penting untuk menumbuhkan rasa percaya diri. Jika tidak, anak dapat merasa ragu akan kemampuannya sendiri.

3. Inisiatif vs Rasa Bersalah (3--6 tahun): Anak-anak mulai merencanakan dan melakukan aktivitas sendiri. Jika didorong dengan positif, mereka akan merasa mampu mengambil inisiatif, tetapi jika sering dilarang, mereka bisa merasa bersalah.

4. Kerajinan vs Rasa Rendah Diri (6--12 tahun): Di usia sekolah, anak-anak mulai mengembangkan keterampilan dan berusaha berkontribusi. Dukungan dari orang tua dan guru bisa membangun rasa percaya diri, sementara kritik berlebihan dapat memicu rasa rendah diri.

5. Identitas vs Kebingungan Identitas (12--18 tahun): Pada tahap remaja ini, individu mulai mencari jati diri mereka, termasuk nilai, tujuan, dan peran sosial. Krisis identitas bisa terjadi jika mereka tidak mendapatkan arah yang jelas.

6. Intimasi vs Isolasi (20-an hingga 30-an): Pada tahap dewasa awal, orang dewasa muda mencari hubungan yang erat dan intim dengan orang lain. Jika gagal, mereka bisa merasa terisolasi dan sulit menjalin hubungan jangka panjang.

7. Generativitas vs Stagnasi (40-an hingga 50-an): Di masa dewasa tengah, orang mulai mencari cara untuk memberi kontribusi pada masyarakat, misalnya melalui pekerjaan atau keluarga. Gagal dalam hal ini bisa menyebabkan perasaan stagnasi atau hampa.

8. Integritas vs Keputusasaan (usia tua): Pada tahap akhir kehidupan, orang memandang kembali kehidupan mereka. Jika merasa puas, mereka mengalami integritas, tetapi jika menyesal atau merasa gagal, mereka mungkin merasa putus asa.

Teori Erikson ini membantu menjelaskan bagaimana tantangan psikososial di setiap tahap kehidupan memengaruhi perkembangan kepribadian dan kesejahteraan seseorang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun