Mohon tunggu...
Muh Farhan Basri
Muh Farhan Basri Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Blogger

Berbagi pengetahuan dengan dunia lewat tulisan yang sering diposting pada blog

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

JOMO Tren Baru Lebih Diminati Dibanding FOMO

9 Desember 2024   09:12 Diperbarui: 9 Desember 2024   09:13 29
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber foto: pintar politik

Dalam era digital yang serba cepat, istilah FOMO (Fear of Missing Out) telah menjadi fenomena yang akrab. FOMO adalah rasa takut ketinggalan momen atau pengalaman yang dialami orang lain. Namun, tren ini kini mulai bergeser. Banyak orang mulai mengadopsi JOMO (Joy of Missing Out), yaitu kebahagiaan yang ditemukan dalam ketidakhadiran dari hiruk-pikuk dunia luar.

JOMO adalah kebalikan dari FOMO. Alih-alih merasa cemas karena melewatkan sesuatu, JOMO menawarkan ketenangan. Konsep ini mengajak seseorang untuk menikmati momen sendiri tanpa merasa perlu mengikuti apa yang orang lain lakukan. Misalnya, memilih bersantai di rumah dengan buku favorit ketimbang menghadiri pesta atau acara sosial yang membuat stres.

Mengapa JOMO lebih diminati? Pertama, gaya hidup ini membantu menjaga kesehatan mental. Ketika seseorang tidak terus-menerus membandingkan diri dengan kehidupan orang lain, tekanan untuk selalu "ikut tren" pun berkurang. Kedua, JOMO mendorong kesadaran penuh (mindfulness) dan hubungan yang lebih baik dengan diri sendiri. Meluangkan waktu untuk menikmati kesendirian dapat meningkatkan rasa syukur dan kebahagiaan.

Selain itu, JOMO juga mendukung produktivitas. Ketika seseorang tidak teralihkan oleh notifikasi media sosial atau ajakan yang tidak relevan, mereka bisa lebih fokus pada hal-hal yang penting. Ini memberikan ruang untuk refleksi, kreativitas, dan pertumbuhan pribadi.

Beralih dari FOMO ke JOMO bukan berarti antisosial. Sebaliknya, ini adalah bentuk pengelolaan energi dan perhatian dengan bijak. Dengan memilih apa yang benar-benar berarti, kita bisa menjalani hidup dengan lebih puas dan autentik. Jadi, jika kamu sering merasa kewalahan oleh "keharusan" untuk selalu hadir di mana-mana, mungkin saatnya mencoba JOMO. Bukankah kebahagiaan sejati ditemukan dalam kesederhanaan?

*Artikel ini telah terbit di https://www.pengetahuanmu.id/2024/12/menerapkan-perilaku-jomo-agar-lebih-menikmati-hidup.html dengan penulis yang sama

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun