Gejala reaksi transfusi dapat muncul segera setelah transfusi dimulai. Beberapa gejala umum meliputi:
- Demam: Salah satu tanda awal reaksi pseudotransfusi adalah peningkatan suhu tubuh.
- Menggigil: Penerima mungkin mulai menggigil sebagai respons terhadap respons sistem kekebalan.
- Nyeri dada dan punggung: Ini adalah gejala khas reaksi transfusi hemolitik, yaitu tubuh menyerang sel darah merah yang ditransfusikan.
- Kesulitan pernafasan: Transfusi darah yang tidak tepat dapat menyebabkan masalah pernafasan yang serius.
- Jantung berdebar: Denyut jantung dapat meningkat dengan cepat saat tubuh mencoba memompa darah, yang terganggu oleh respons imun.
-Â Urin berwarna gelap: Pemecahan sel darah merah secara cepat menyebabkan hemoglobin dilepaskan ke dalam darah dan dikeluarkan melalui urin, sehingga menghasilkan urin berwarna gelap atau coklat.
- Kehilangan kesadaran: Dalam kasus yang sangat parah, penerima mungkin kehilangan kesadaran karena tubuh gemetar berlebihan dan penurunan tekanan darah secara tajam.
Implikasi medis dari reaksi transfusi
Reaksi transfusi darah yang tidak tepat dapat menyebabkan komplikasi kesehatan yang serius, termasuk:
- Gagal ginjal akut: Ketika sel darah merah dihancurkan, hemoglobin dilepaskan yang dapat menyebabkan ginjal kerusakan, menyebabkan gagal ginjal akut. Ini adalah komplikasi serius yang mungkin memerlukan dialisis untuk menyelamatkan fungsi ginjal.