Golongan darah yang salah, terutama saat transfusi darah, merupakan kondisi medis yang sangat serius dan dapat berakibat fatal jika tidak segera ditangani. Setiap orang memiliki golongan darah unik berdasarkan kombinasi antigen dan antibodi tertentu yang ditemukan dalam sel darah merahnya. Ada empat golongan darah utama yang diklasifikasikan berdasarkan antigen yang ada pada permukaan sel darah merah, yaitu golongan darah A, B, AB dan O. Selain itu, ada sistem Rhesus (Rh) yang membantu membedakan darah. menjadi Rh positif (+) atau Rh negatif (-).
Sistem golongan darah
1. Golongan darah A: Memiliki antigen A pada sel darah merah dan antibodi B dalam plasma.
2. Golongan darah B: Mengandung antigen B pada sel darah merah dan antibodi A dalam plasma.
3. Golongan darah AB: Memiliki antigen A dan B pada sel darah merahnya, namun tidak memiliki antibodi A atau B. Golongan darah ini dikenal dengan golongan darah penerima universal karena dapat menerima darah dari semua golongan.
4. Golongan darah O: Tidak ada antigen A atau B pada sel darah merah tetapi terdapat antibodi A dan B dalam plasma. Golongan darah O dianggap sebagai golongan darah universal karena dapat mendonorkan darahnya ke semua golongan darah.
Selain itu, faktor rhesus (Rh) juga penting dalam golongan darah. Jika darah mengandung faktor Rh disebut Rh positif (Rh+), jika tidak mengandung faktor Rh disebut Rh negatif (Rh-). Kombinasi tipe antigen dan faktor Rh menghasilkan total 8 tipe darah: A+, A-, B+, B-, AB+, AB-, O+ dan O-.
Reaksi transfusi semu
Jika seseorang menerima darah yang tidak cocok dengan golongan darahnya, sistem kekebalan tubuh mengenali darah donor sebagai benda asing dan mulai menyerang sel darah merah yang ditransfusikan. Hal ini menyebabkan reaksi transfusi hemolitik akut, suatu kondisi medis serius yang dapat menyebabkan kerusakan organ, syok, dan bahkan kematian.
Ketika golongan darah yang salah masuk ke tubuh penerima, antibodi dalam darah penerima bereaksi dengan antigen asing di sel darah merah donor. Hal ini menyebabkan sel darah merah cepat rusak dan melepaskan hemoglobin ke dalam darah. Proses ini disebut hemolisis dan dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan.
Gejala reaksi transfusi