Mohon tunggu...
Muhammad fakhri
Muhammad fakhri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya adalah mahasiswa aktif sejarah dan peradaban islam di universitas islam negri bandung

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Sejarah Masjid Saka Tunggal Cikakak Wangon Banyumas

22 September 2022   08:00 Diperbarui: 22 September 2022   08:28 990
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

0f727d04-6e3d-4b03-a181-c9c4b3e0e08e-632bba144addee487e22d007.jpeg
0f727d04-6e3d-4b03-a181-c9c4b3e0e08e-632bba144addee487e22d007.jpeg
0ea6e9aa-b684-4d9d-8e40-d7dbd7a54111-632bba2effc56d5ebc6cbc42.jpeg
0ea6e9aa-b684-4d9d-8e40-d7dbd7a54111-632bba2effc56d5ebc6cbc42.jpeg
Nama resmi masjid ini adalah masjid Saka Tunggal Baitussalam, tapi lebih populer dengan nama masjid saka tunggal karena memang Masjid ini hanya mempunyai saka tunggal (tiang penyangga tunggal).


Masjid saka tunggal berukuran 12 x 18 meter ini menjadi satu satunya masjid di pulau Jawa yang dibangun jauh sebelum era Wali Sembilan (Wali Songo) yang hidup sekitar abad 15-16M. Sedangkan masjid ini didirikan tahun 1288M, 2 abad sebelum Wali Songo. Sekaligus menjadikan Masjid Saka Tunggal Baitussalam sebagai Masjid Tertua di Indonesia.

Lokasi

Masjid Masjid Saka Tunggal Baitussalam berada di Desa Cikakak, Kecamatan Wangon Banyumas. , Banyumas, Jawa Tengah, Ditengah suasana pedesaan Jawa yang begitu kental Suasana pedesaan sangat kental. Di kawasan masjid yang dipenuhi dengan kera-kera yang berkeliaran bebas. Bangunan masjid juga sangat unik, beratapkan ijuk serta sebagian dindingnya dari anyaman bambu.

Sejarah Masjid Saka Tunggal

Masjid ini dibangun pada tahun 1288 Masehi sebagaimana tertulis di prasasti yang terpahat di saka masjid itu. lebih tua dari kerajaan majapahit yang berdiri tahun 1294 Masehi, masjid ini berdiri ketika masa kerajaan singasari. merupakan masjid tertua di indonesia.

Sejarah Masjid Saka tunggal senantiasa terkait dengan Tokoh penyebar Islam di Cikakak, bernama Mbah Mustolih yang hidup dalam Kesultanan Mataram Kuno. Itu sebabnya, tidak heran bila unsur Kejawen masih cukup melekat. Dalam syiar Islam yang dilakukan, Mbah Mustolih memang menjadikan Cikakak sebagai "markas" dengan ditandai pembangunan masjid dengan tiang tunggal tersebut. Beliau dimakamkan tak jauh dari masjid Saka Tunggal.

"Masjid saka tunggal ini masih kental dengan budaya kejawen dan juga warga nya pun sangat antusias apabila ada maulid nabi dan peringatan hari besar islam" ujar sulam juru kunci 1 masjid saka tunggal (04-06-2022)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun