Oleh: Muh. Fadli Hasan
Jangan cintai aku!
Jika tak tulus,
jangan harap akan mulus.
Jangan cintai aku!
Kalau sekadar di ucapan,
hanya akan menjadi sebatas kecupan.
Tak mesra, tidak pula ku inginkan.
Jangan cintai aku!
Aku bukanlah raja yang dengan tahta bisa memberi titah,
membuat rakyat tunduk lalu bersujud.
Jangan cintai aku!
Kalau memang kau tak sanggup.
Modal rasa saja ku rasa tak 'kan cukup.
Jangan cintai aku!
Aku bukanlah seorang kapitalis,
punya modal besar, kuasai pasar, bebas.
Jiwa hedonis hanyalah sebatas nafsu.
Jangan berharap banyak dariku!
Aku bukanlah anak konglomerat,
harta menggunung, tak jarang mengikat.
Jangan cintai aku!
Kalau masih aku kau pandang ragu.
Sungguh, tak akan kau dapati dalam wajahku,
tampan, rupawan seperti inginmu.
Jika bukan karena iman,
untuk apa bersatu menjadi pasangan?
Berawal hanya angan,
Lenyap belakangan.
Datanglah kepadaku!
Jika lillah tertanam dalam hati,
kau amalkan, itulah cinta sejati.
Dengan bismillah,
berjanjilah untuk setia.
Sungguh bagiku itu mulia.
Tomia, 7 September yang menunggu 24 November 2020.