Bahasa merupakan alat komunikasi, bahasa adalah interaksi, bahasa adalah simbol dari kenegaraan. Namun terlepas dari itu semua bahasa adalah Gramatika bukan Matematika.
Kenapa demikian?
Ya begitulah sebuah bahasa terbentuk. Bahasa bukan angka-angka seperti Ilmu Matematika, akan tetapi bahasa merupakan rangakain kalimat yang tersusun rapi melalui proses gramatika.Â
Bahasa apapun itu tentunya tak lepas dari yang namanya Gramatika.
Kalau dalam bahasa inggris Gramatika dikenal dengan sebutan Grammer, sedangkan dalam Bahasa Arab terkenal dengan sebutan Nahwu Shorof. Begitupun juga dengan bahasa-bahasa yang lain.
Grammer maupun Nahwu Shorof merupakan Alat dalam membentuk sebuah bahasa yang baik dan benar. Jika dalam berbahasa tidak menguasai hal tersebut jangan harap anda mempunyai bahasa yang indah.Â
Gramatika sudah menjadi komposisi yang memang wajib ada dalam sebuah bahasa. Dalam Bahasa Arab misalnya.
Bangsa arab merupakan bangsa yang memilki nilai sastra yang tinggi. Di zaman Arab kuno setiap tahunnya diadakan pasar seni dimana mereka berkumbul dan membanggakan syair-syair yang ada diantara mereka. Salah satu pasar seni yang terkenal adalah 'Ukadz yang diadakan pada bulan Syawal.
Awalnya bahasa Arab amat terjaga sampai islam menyebar luas ke negeri-negeri 'ajam (bukan Arab). Dari sinilah mulai timbul kesalahan dalam melafadzkan bahasa arab. Penyebab utamanya adalah adanya percampuran antara bahasa arab dengan 'ajam. Kekeliruan ini sangat berbahaya karena dapat merusak makna ayat Al Quran. Sehingga Akhirnya kaidah-kaidah bahasa arab disusun dan diberi nama nahwu.
Ilmu Gramatika Arab (Ilmu Nahwu) pertama kali muncul pada masa Khalifah Ali bin Thalib. Berawal dari kisah dialog antara Abul Aswad Ad-Duali dari Bani Kinaanah dengan Sang Anak. Pada saat itu anaknya mengungkapkan suatu kalimat dengan harakat yang keliru karena telah bercampur dengan bahasa lain. Sehingga terjadilah kesalah pahaman antara keduanya.
Kemudian Abul Aswad melaporkan peristiwa tersebut kepada Khalifah Ali karena dikhawatirkan tatanan Bahasa Arab menjadi rusak sebab percampuran dengan berbagai bahasa lain.Â