Mohon tunggu...
muheminutes
muheminutes Mohon Tunggu... Artivist -

Kesabaran ada batasnya, tapi tidak dengan keculasan. Oleh karenanya, jangan pernah sabar bila berurusan dengan orang culas.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Anies Baswedan Lagi Ga Enak Badan

16 Oktober 2016   10:10 Diperbarui: 16 Oktober 2016   17:05 1562
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Sejak menerima pinangan Gerindra & PKS jadi pasangan calon Gubernur DKI Jakarta, kayaknya Anies mulai uring-uringan. Makan tak enak, tidur pun tak nyenyak.

Bagaimana tidak, Anies ngomong soal teori “kali besih karena Foke”, eh .. malah diolok-okok oleh mesin pencari Google. Anies bilang akan melegalisasi kampung-kampung yang dianggap ilegal, malah kena bullymasal dan beritanya menjadi viral.

Xby TurboMac

Fadli Zon baca puisi, Anies yang dicaci maki. Buni Yani menyebar fitnah, Anies yang dapat sumpah serapah. Sandi Uno bilang daging di Singapur lebih murah, Anies juga yang kena getah. Para penjual agama menipu umat, Anies yang kena hujat. Amies Rais ikut dukung demo di depan balaikota, Anies dianggap diam dan tenang-tenang saja.  

Pendek kata, semua yang diucapkan Anies jadi blunder di media. Anies yang cendikia kini kehilangan wibawa. Anies yang santun sedang duduk manyun di sarang penyamun. Anies yang mahir dalam retorika, sekarang tak mampu merangkai kata, cetek berlogika dan canggung beretika.

Anies yang sukses berkarir di dunia akademis, kini dicemooh jadi pengemis narsis yang berebut jabatan politis. Jika Lulung kita anggap sebuah tesis, maka Ahok adalah antitesis-nya, sedangkan Anies adalah sintesis-nya. Ah, sungguh tragis rasanya kalau harus membayangkan Anies sebagai mahluk jelmaan Lulung & Ahok dalam cerita mistis.

Kasihan Anies, sekarang lagi ga enak badan. Terlanjur bersekutu dengan mantan lawan untuk menghadapi mantan kawan. Dulu dianggap sebagai pejuang kesetaraan dan keberagaman, sekarang berkarib dengan para pecundang intoleran. Fesitival gagasan yang diserukan Anies, berubah jadi ajang pamer kegagahan dan umbar kegagalan lawan.

Belasungkawa atas sikap dan keputusan politik Anies bukan karena tudingan haus kuasa semata. Melainkan upaya melawan lupa dari para siswa, kolega dan jutaan pemujanya di seluruh Indonesia, bukan cuma Jakarta.

Anies sudah terlanjur menjadi simbol dalam menjaga dan merawat kebhinnekaan dan keberagaman di Indonesia. Tapi semua sirna dan hampir tak berbekas hanya karena terlibat dan melibatkan diri dalam perebutan kuasa dan tahta. Celakanya, para pendukung Anies adalah kelompok yang gigih menggagahi isu SARA. Menghancurkan kebeRAGAMan dan keberAGAMAan bangsa Indonesia.

Tak ada yang salah dengan seruan yang sering dipropagandakan oleh Anies “ayo turun tangan, jangan cuma urun angan”. Yap, tapi para siswa, kolega dan pemujanya yang baper, mengecam keras aksi ‘turun tangan’ Anies yang berkolaborasi dengan komplotan preman berdaster. Aksi ‘turun tangan’ Anies bersimbiosis dengan aksi ‘urun angan’ gerombolan intoleran, pembegal Tuhan.

Meminjam kalimat yang kerap disampaikan Anies “orang-orang baik tumbang bukan hanya karena banyaknya orang jahat, tetapi karena orang-orang baik lainnya diam dan mendiamkan”. Sepertinya kalimat itu kini berubah menjadi “orang-orang baik tumbang karena berada dan bekerjasama dengan orang-orang yang mengaku dan pura-pura baik”.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun