Ketiga, Megawati memutuskan bahwa PDIP mengusung Tri Rismaharini dan Djarot Saiful Hidayat, keduanya kader internal, tanpa dukungan dari 6 partai politik lain. Jika skenario ini yang dipilih, Pilgub DKI akan diikuti oleh 3 pasangan calon, yakni Ahok, Tri Rismaharini, dan Sandiaga Uno dengan pasangannya masing-masing. Â
Kalau skenario ini gagal, dampaknya akan sangat fatal. Tri Rismaharini akan kehilangan jabatan dan kehormatan sebagai calon pemimpin masa depan. Disumpahi warga Surabaya dan dilecehkan orang se-Indonesia Raya. Peran politik Megawati dan posisi PDIP akan semakin buruk jika ternyata gagal mempertahankan Jokowi sebagai kader dan capres 2019. Maka politik Indonesia paska 2019 akan kembali dikuasai oleh Golkar dan kawan-kawannya.Â
Berdasarkan uraian di atas, wajar kiranya jika sampai hari ini Megawati belum juga mengumumkan keputusannya. Beliau harus sangat hati-hati, keputusan harus dibuat dengan cara saksama dan dengan kalkulasi politik yang secermat-cermatnya. Karena Pilgub DKI 2017 adalah ‘karcis’ Pilpres 2019.
Kalau ada yang mengatakan bahwa ini adalah pertarungan antara PDIP dan Golkar, secara komprehensif, ada benarnya juga. Ibarat bermain kartu, saat ini yang pegang kartu As adalah PDIP, tapi yang pegang Joker adalah Golkar dan pembagi kartunya adalah Jokowi. Ha ha ha ..