Mohon tunggu...
Muhda Muhtada
Muhda Muhtada Mohon Tunggu... Editor - pemancingan mbah mansur

hanya gabut

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Konsep Kesejahteraan dalam Al Qur'an dan Hadis

23 Mei 2024   05:08 Diperbarui: 23 Mei 2024   05:23 97
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: asepjazuli.blogspot.com

Kesejahteraan dalam perspektif Islam, seperti yang tercermin dalam Al-Quran dan Hadis, merupakan konsep yang menyeluruh, mencakup kesejahteraan mental dan fisik. Islam mengajarkan bahwa kesejahteraan tidak hanya terbatas pada aspek material, tetapi juga mencakup kebahagiaan dan ketenangan hati yang sejati yang hanya bisa diperoleh melalui hubungan yang kuat dengan Allah dan menjalankan perintah-Nya.

Dalam Al-Quran, konsep kesejahteraan sering kali dihubungkan dengan taqwa (ketaatan dan ketakutan kepada Allah), keadilan sosial, serta pemenuhan kebutuhan dasar manusia. Misalnya, dalam Surah Al-Baqarah ayat 201, Allah SWT berfirman

وَمِنْهُمْ مَّنْ يَّقُوْلُ رَبَّنَآ اٰتِنَا فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَّفِى الْاٰخِرَةِ حَسَنَةً وَّقِنَا عَذَابَ النَّارِ

Artinya: “Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan peliharalah kami dari siksa neraka.”

 

Ayat ini menggambarkan kesejahteraan yang diinginkan oleh seorang Muslim, yakni kebaikan di dunia berupa kesehatan, rezeki yang halal dan berkah, ilmu yang bermanfaat, umur yang panjang dan hidup bermakna guna menopang pengalaman agama dan sukses hidup di dunia, dan berilah juga kebaikan di akhirat dan lindungilah kami dari azab neraka dengan memperoleh keridaan-Mu. Dengan doa ini, orang-orang beriman yang berilmu dan beramal saleh hidupnya menjadi seimbang lahir batin, dunia akhirat.

Kesejahteraan juga merupakan tujuan utama dalam ekonomi Islam. Allah menjadikan kesejahteraan sebagai salah satu bentuk rahmat-Nya bagi seluruh alam semesta. Konsep mengenai kesejahteraan terdapat dalam beberapa ayat Al-Qur’an. 

Penyampaiannya ada yang gamblang dan ada yang tersirat melalui pembahasan ekonomi. Dalam ekonomi konvensional, tujuan utama adalah mencapai pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Namun, dalam ekonomi Islam, tujuan utama adalah mencapai kesejahteraan dan keadilan bagi semua anggota masyarakat.

Hadis Nabi Muhammad SAW juga memperkuat konsep kesejahteraan yang komprehensif ini. Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Al-Bukhari dan Muslim, Nabi bersabda, "Barangsiapa yang bangun di pagi hari dalam keadaan aman di tempat tinggalnya, sehat badannya, dan memiliki makanan untuk hari itu, maka seolah-olah dunia telah diberikan kepadanya." Hadis ini menekankan bahwa kesejahteraan sejati melibatkan rasa aman, kesehatan, dan pemenuhan kebutuhan dasar.

Selain itu, dalam hadis yang diriwayatkan oleh Tirmidzi, Nabi bersabda, "Tidaklah beriman seseorang di antara kalian sampai ia mencintai untuk saudaranya apa yang ia cintai untuk dirinya sendiri." Hadis ini menekankan pentingnya empati dan saling membantu dalam mencapai kesejahteraan bersama. Kesejahteraan individu tidak terlepas dari kesejahteraan komunitas, menunjukkan betapa eratnya hubungan antara kesejahteraan pribadi dan sosial dalam ajaran Islam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun