Mohon tunggu...
Muhda Muhtada
Muhda Muhtada Mohon Tunggu... Editor - pemancingan mbah mansur

hanya gabut

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Konsep Lingkungan dalam Al Qur'an dan Hadis

23 Mei 2024   02:32 Diperbarui: 23 Mei 2024   02:50 70
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Konsep lingkungan dalam Islam, yang tercermin dalam Al-Quran dan Hadis, menawarkan panduan komprehensif tentang bagaimana manusia seharusnya berinteraksi dengan alam. Islam mengajarkan bahwa alam semesta ini diciptakan oleh Allah sebagai tanda-tanda (ayat) kebesaran-Nya yang harus dihargai, dijaga, dan dilestarikan. 

Dalam Al-Quran, terdapat banyak ayat yang menggambarkan keindahan dan keajaiban ciptaan Allah, yang bertujuan untuk mengingatkan manusia akan tanggung jawab mereka sebagai khalifah (pemimpin atau penjaga) di bumi.

Lingkungan dalam Islam mencakup semua usaha dan kegiatan manusia dalam sudut ruang dan waktu. Ini melibatkan bumi, air, hewan, tumbuh-tumbuhan, serta semua yang ada di atas dan di dalam perut bumi. Semua ini diciptakan oleh Allah untuk kepentingan umat manusia guna menunjang kelangsungan hidup. 

Dalam ajaran Islam, menjaga lingkungan adalah kewajiban bagi seluruh elemen masyarakat dan para pengambil kebijakan. Kita harus memerhatikan kemaslahatan bersama melalui tata kota yang terencana dan memperhatikan keseimbangan antara kebutuhan ekonomi dan keberagaman hayati. Dalam Surah Ar-Rum ayat 41 yang berbunyi.

Artinya: "Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia; Allah menghendaki agar mereka merasakan sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar)"

Ayat ini memperingatkan manusia tentang konsekuensi dari eksploitasi lingkungan yang berlebihan. Melalui ayat ini Allah menegaskan bahwa kerusakan di bumi adalah akibat mempertuhankan hawa nafsu. Telah tampak kerusakan di darat dan di laut, baik kota maupun desa, disebabkan karena perbuatan tangan manusia yang dikendalikan oleh hawa nafsu dan jauh dari tuntunan fitrah. Allah menghendaki agar mereka merasakan sebagian dari akibat perbuatan buruk mereka agar mereka kembali ke jalan yang benar dengan menjaga kesesuaian perilakunya dengan fitrahnya.

Hadis Nabi Muhammad SAW juga memperkuat pandangan ini, seperti dalam hadis yang diriwayatkan oleh Anas bin Malik, bahwa Nabi berkata, "Jika Kiamat terjadi dan di tangan salah seorang dari kalian ada bibit tanaman, maka jika ia mampu sebelum Kiamat itu terjadi, tanamlah (bibit tersebut)." Hadis ini menunjukkan betapa pentingnya menjaga dan memelihara lingkungan hingga akhir hayat. Nabi juga bersabda dalam hadis yang diriwayatkan oleh Abu Dawud, "Barang siapa yang menebang pohon bidara, maka Allah akan membenamkan kepalanya di neraka." Ini menunjukkan ancaman serius bagi mereka yang merusak lingkungan

Pendekatan Islam terhadap lingkungan bukan hanya berbicara tentang konservasi fisik, tetapi juga tentang keseimbangan moral. Menghargai alam berarti menghargai pencipta-Nya dan bertindak sebagai penjaga yang bertanggung jawab atas anugerah yang telah diberikan. Konsep ini membangun landasan etika lingkungan yang kuat dalam ajaran Islam, menekankan bahwa setiap tindakan manusia terhadap alam semestinya berlandaskan pada prinsip keadilan, keseimbangan, dan tanggung jawab.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun