Di era digital ini, pemuda sering kali menjadi pengguna pertama teknologi keuangan, seperti aplikasi perbankan, investasi, dan dompet digital. Dengan pemahaman yang tepat tentang bagaimana mengatur anggaran, menabung, berinvestasi, dan mengelola utang, mereka dapat menghindari masalah keuangan di masa depan dan membangun fondasi yang kuat untuk kesejahteraan finansial. Selain itu, pemuda yang cerdas secara finansial memiliki potensi untuk mendorong perubahan ekonomi yang lebih inklusif dan berkelanjutan, karena mereka cenderung lebih siap untuk berinvestasi dalam sektor-sektor yang berdampak positif, seperti energi terbarukan dan teknologi hijau. Literasi keuangan juga memberdayakan pemuda untuk menjadi wirausahawan, menciptakan peluang kerja, dan berpartisipasi aktif dalam pembangunan ekonomi yang lebih stabil. Oleh karena itu, pemuda yang terdidik dalam literasi keuangan berperan sebagai agen perubahan yang dapat membawa dampak positif bagi ekonomi secara keseluruhan.
Tantangan literasi finansial di kalangan generasi muda Nusantara merupakan permasalahan yang kompleks dan mempengaruhi banyak orang. Generasi muda seringkali kurang memahami konsep-konsep dasar keuangan seperti tabungan, investasi, dan
pengelolaan utang. Menurut hasil Riset kredit Karma pada tahun 2018, sebanyak 39% generasi Z memiliki utang untuk mengikuti tren di komunitasnya dan menurut riset IDN, Research Institute pada tahun 2019, alokasi tabungan dari pendapatan hanya 10,17% pada generasi Z. Hal ini bisa disebabkan oleh minimnya pendidikan formal tentang keuangan di sekolah-sekolah, yang lebih sering fokus pada pelajaran akademis daripada kehidupan sehari-hari. Selain itu, pengaruh budaya konsumtif juga turut berperan dalam mengurangi kesadaran akan pentingnya mengelola keuangan dengan bijak. Misalnya, adanya tekanan sosial untuk terus mengikuti tren konsumsi tanpa mempertimbangkan dampak jangka panjang bagi kondisi keuangan pribadi. Pentingnya sifat pengendalian diri dan memiliki pengelolaan keuangan yang baik akan membantu para generasi muda untuk tidak terjebak ke dalam perilaku konsumtif terutama ketika melakukan online shopping.
Literasi keuangan adalah pengetahuan dan juga keterampilan masyarakat yang mampu memberikan keyakinan terkait lembaga keuangan dan berbagai produk di dalamnya dalam parameter ukuran indeks. Namun, beberapa ahli dalam bidang ekonomi
memiliki pandangannya sendiri terkait literasi keuangan. Manurung menjelaskan bahwa literasi keuangan adalah seperangkat pengetahuan dan keterampilan masyarakat dalam membuat keputusan dan kebijakan yang efektif dengan memanfaatkan seluruh sumber daya keuangan yang dimilikinya.
Menurut Wicaksono literasi keuangan  adalah suatu konsep pengetahuan tentang produk serta konsep keuangan dengan bantuan
informasi atau masukan, merupakan sebuah kemampuan untuk mengidentifikasi dan memahami risiko keuangan supaya
bisa membuat dan mengambil keputusan tentang keuangan dengan tepat.
Literasi keuangan akan terjadi ketika seorang individu yang smart dan agile atau (literate) merupakan kemampuan individu yang mempunyai suatu keahlian, kompetensi serta kemampuan yang membuat manusia akan bisa dan mampu menggunakan sumber daya yang dimiliki dalam pencapaian suatu tujuan. Kecakapan (literacy) adalah suatu hal yang sangat penting dipunyai sesorang untuk pencapaian tujuan tertentu. Literasi finansial bisa di artikan sebagai suatu kemampuan manusia dalam meraih, mengerti, serta mengevaluasi informasi yang sesuai untuk membuat suatu keputusan dengan mengerti tentang konsikuensi finansial yang dimunculkan.Â
Pendidikan literasi keuangan di kalangan pemuda dapat mencakup pemahaman tentang penganggaran, perencanaan pensiun, pentingnya menabung, cara berinvestasi dengan bijaksana, serta cara menghindari utang yang tidak terkendali. Dengan kemampuan ini, pemuda akan lebih mampu menghindari jebakan finansial yang dapat merugikan diri mereka di masa depan. Selain itu, mereka juga akan lebih siap untuk menghadapi tantangan ekonomi yang semakin kompleks, seperti inflasi, perubahan pasar, dan ketidakpastian ekonomi global.
Manfaat literasi keuangan bagi pemuda sangatlah besar, terutama dalam menghadapi tantangan ekonomi masa depan. Pertama, dengan pemahaman yang baik tentang pengelolaan keuangan, pemuda dapat mengatur anggaran pribadi dengan lebih efisien, menghindari pemborosan, dan memaksimalkan tabungan. Hal ini membantu mereka mengelola pendapatan dengan bijaksana, serta menciptakan kebiasaan keuangan yang sehat sejak dini. Kedua, literasi keuangan membuka peluang bagi pemuda untuk berinvestasi dengan cerdas. Pemuda yang paham tentang berbagai instrumen investasi dapat mengembangkan aset mereka, baik melalui saham, obligasi, atau investasi lainnya. Ini memungkinkan mereka untuk membangun kekayaan dalam jangka panjang dan merencanakan masa depan keuangan yang lebih stabil.
Selain itu, literasi keuangan juga membantu pemuda dalam menghindari jebakan utang. Dengan pengetahuan yang cukup, mereka akan lebih berhati-hati dalam meminjam uang dan memahami bagaimana mengelola utang dengan baik. Ini dapat mencegah masalah finansial yang dapat mengganggu kestabilan ekonomi pribadi.
Manfaat lainnya adalah pemberdayaan ekonomi. Pemuda yang cerdas finansial lebih siap untuk berwirausaha, menciptakan lapangan kerja, dan berinovasi dalam sektor-sektor yang dapat mendukung perekonomian berkelanjutan. Dengan literasi keuangan yang baik, mereka dapat mengambil keputusan yang lebih bijaksana dalam membangun usaha dan berinvestasi pada proyek-proyek yang berpotensi memberikan dampak positif bagi masyarakat dan lingkungan.
Secara keseluruhan, literasi keuangan membantu pemuda tidak hanya mencapai kesejahteraan pribadi, tetapi juga berkontribusi pada pembangunan ekonomi yang lebih stabil dan berkelanjutan.