Mohon tunggu...
muhclis andriyatmoko
muhclis andriyatmoko Mohon Tunggu... Lainnya - Penikmat kopi

Barangkali ada idemu disini

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Organisasi Mahasiswa Eksternal dan Masa Depan Energi Terbarukan

24 Januari 2025   22:07 Diperbarui: 24 Januari 2025   23:00 69
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Analisis Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Organisasi mahasiswa eksternal, atau yang biasa disingkat ormek, adalah organisasi yang dibentuk di luar struktur resmi kampus dan memiliki peran strategis dalam merespons berbagai isu, baik di tingkat daerah, nasional, maupun global. Contoh ormek antara lain Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII), Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI), Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM), dan Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI), serta organisasi lainnya yang memiliki basis ideologi, keagamaan, maupun kebangsaan. Dalam sejarahnya, ormek selalu tampil dalam merespons isu sosial politik yang menentukan arah masa depan bangsa. Keberadaan ormek tidak hanya sebagai sarana pembelajaran dan pembentukan karakter mahasiswa, tetapi juga sebagai motor penggerak perubahan di tengah masyarakat.

Beberapa dekade terakhir, salah satu isu global yang menjadi perhatian dunia adalah perubahan iklim. Menurut Prof. Karnawati, Kepala BMKG, perubahan iklim merupakan perubahan jangka panjang dalam distribusi pola cuaca secara statistik, yang berlangsung dari dasawarsa hingga jutaan tahun. Isu ini menuntut negara-negara di dunia untuk bertindak bersama secara serius. Pada 12 Desember 2015, terwujudlah Paris Agreement, yang salah satu tujuannya adalah mencapai keseimbangan antara emisi gas rumah kaca yang dihasilkan dan yang diserap oleh alam (net zero emissions) pada paruh kedua abad ini.

Komitmen Pemerintah Indonesia dalam mewujudkan net zero emissions tertuang dalam Rencana Umum Energi Nasional (RUEN). Pemerintah menargetkan bauran energi terbarukan mencapai 23% pada tahun 2025 dan 31% pada tahun 2050. Namun, target tersebut diperkirakan akan menghadapi kendala yang tidak mudah untuk dicapai. Hal ini terbukti dengan revisi yang dilakukan oleh Dewan Energi Nasional (DEN) pada tahun 2024, yang menurunkan target 23% pada 2025 menjadi 17%-19%. Seperti yang diungkapkan oleh Ketua Badan Eksekutif Hijau, Ali Akbar, dalam liputan6.com, salah satu hambatan utama dalam pengembangan energi terbarukan adalah kurangnya kesadaran dan pendidikan masyarakat. Selain itu, sebagaimana dilansir oleh kumparan.com, pengembangan energi terbarukan juga terhambat oleh kekurangan tenaga kerja terampil atau ahli dalam teknologi energi baru terbarukan (EBT).

Dua kendala yang disebutkan di atas sangat memungkinkan ormek untuk turut andil berkontribusi membantu menyelesaikan, mengingat ormek memiliki sumber daya manusia yang terdiri dari mahasiswa sebagai kaum intelektual, serta sistem organisasi yang terstruktur dengan baik. Oleh karena itu, ormek perlu berperan aktif dan berpartisipasi dalam mewujudkan target Net Zero Emissions.

Organisasi mahasiswa eksternal (ormek) memiliki keunggulan dalam hal jumlah anggota yang lebih besar dibandingkan dengan organisasi mahasiswa lainnya. Selain itu, secara struktural, ormek memiliki jaringan yang kuat dan luas, mulai dari tingkat nasional hingga daerah. Dengan basis masa yang besar dan tersebar, ormek memiliki potensi besar untuk edukasi dan peningkatan kesadaran tentang energi terbarukan, baik di lingkungan internal organisasi maupun di masyarakat sekitar.

Edukasi internal dapat berupa pelatihan dalam kegiatan kaderisasi yang mencakup pengenalan dasar tentang konsep energi terbarukan hingga pembelajaran lebih mendalam tentang praktik pengolahan sumber energi terbarukan, seperti pemanfaatan tenaga surya, angin, biomassa, atau hidroelektrik. Edukasi ini dapat dirancang secara berkelanjutan, sehingga anggota organisasi tidak hanya memahami teori, tetapi juga memiliki keterampilan praktis dalam mengolah dan memanfaatkan energi terbarukan untuk kebutuhan sehari-hari. Output dari edukasi internal adalah terciptanya kesadaran anggota organisasi dan memunculkan lebih banyak ahli dalam pengembangan energi terbarukan.

Sementara itu, edukasi eksternal organisasi dapat diwujudkan melalui gerakan kolaboratif bersama masyarakat dalam menciptakan langkah-langkah konkret untuk mendukung penggunaan energi terbarukan. Salah satu bentuknya adalah dengan membantu menganalisis potensi sumber energi terbarukan di suatu daerah, seperti tenaga surya, angin, biomassa, atau hidroelektrik, yang kemudian diimplementasikan dalam praktik penggunaannya. Output dari edukasi eksternal adalah meningkatnya kesadaran dan partisipasi masyarakat dalam merespons energi terbarukan.

Selain itu, ormek juga diuntungkan oleh kekuatan relasinya. Alumni ormek terwadahi dan tersebar di berbagai sektor penting, baik pemerintahan dan simpul-simpul penggerak masyarakat. Kekuatan relasi ini dapat dimanfaatkan sebagai pintu untuk membangun kolaborasi strategis dengan berbagai pemangku kepentingan guna mendukung gerakan edukasi energi terbarukan.

Dengan potensi ini, ormek dapat memberikan dampak nyata dalam meningkatkan kesadaran internal sekaligus pemahaman masyarakat untuk mempercepat transisi menuju penggunaan energi bersih yang berkelanjutan.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun