Mohon tunggu...
Muhayat AF
Muhayat AF Mohon Tunggu... -

http://1000burungkertas.org/

Selanjutnya

Tutup

Olahraga

Sportifitas

12 Juli 2010   08:05 Diperbarui: 26 Juni 2015   14:55 115
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pesona sepakbola seolah mampu menghipnotis masyarakat dunia tenggelam dalam kegembiraan menyambut turnamen olah raga paling digemari di muka bumi. Sejenak melupakan hiruk pikuk persoalan hidup mereka sehari-hari. Selama satu bulan semua mata tertuju ke Afrika Selatan. Sejuta harap disertai rasa cemas tertumpu di sana. Menunggu tim manakah yang akan menorehkan catatan dalam sejarah sepakbola sebagai juara baru.

Gempita piala dunia 2010 telah resmi ditutup dini hari tadi. Spanyol telah membuktikan kepada dunia merekalah sang juara yang layak mengangkat tropi Piala Dunia. mengukir sejarah baru sebagai juara yang disimbolkan oleh sebuah bintang yang menghiasi logo asosiasi sepak bola “Si Merah Hebat” itu. Masyarakat Spanyol tumpah ruah turun ke jalan merayakan kemenangan tim kesayangan mereka. Warna merah mewarnai setiap sudut kota di negeri para matador itu.

[caption id="attachment_191960" align="alignright" width="231" caption="Andres Iniesta merayakan golnya ke gawang Belanda setelah lepas dari perangpap off side (Kompas.com)"][/caption]

Sebaliknya, kekecewaan menghampiri tim Belanda beserta pendukungnya. Tidak pernah terkalahkan dan selalu memetik kemenangan pada partai-partai sebelumnya ternyata tidak menjadi jaminan bagi mereka untuk menjadi juara. Gol simatawayang playmaker Spanyol, Andres Iniesta, pada menit 113’ telah menghapus mimpi mereka. Kekalahan 0-1 begitu pahit dirasakan oleh Sneijder dkk. Para pendukung larut dalam tangis melihat tim kesayang mereka hanya mampu menjadi runner-up untuk yang ketiga kalinya.

Spanyol menang Belanda kalah itulah faktanya. Ada kegembiraan dan juga kesedihan. Ada yang puas menerima kekalahan ada juga yang tidak puas. Tidak sedikit pendukung yang menyalahkan wasit yang tegas member kartu kuning tapi dinilai memihak salah satu tim. Tapi bagaimana pun kecewanya,Belanda tetap harus mengakui kehebatan Spanyol sebagai bentuk sportifitas mereka. Itulah yang ditunjukkan Van Bronchost dan kawan saat menerima medali usai pertandingan dengan kepala tegak.

Bagaimana pun meriahnya, berapapun uang yang mengalir di piala dunia, dan setinggi apapun gengsi yang ada di sana, tidak bisa merubah fakta bahwa pada hakikatnya sepak bola lahir sebagai permainan. Kemenangan harus diperjuangkan. Tapi nilai-nilai persahabatan, sportifitas dan fairplay tidak bisa dihilangkan dalam olah raga ini. Itulah aturan yang berlaku dalam sepakbola.

Penonton pun harus sportif

Usai nonton bareng di greenz Café bersama Canting semalam saya sempatkan membuka facebook. hampir semua status mengomentari hasil akhir piala dunia. Ucapan selamat, luapan kegembiraan, ekspresi kekecewaan, saling ejek mewarnai status teman-teman di Facebook. Pendukung spanyol mengejek tim Orange. Sebaliknya, pendukung Belanda mengungkapkan kekecewaan mereka dengan ragam cacian.

Mungkin itu semua hanya ekspresi spontan. Sekedar iseng. Tapi bagaimanapun keisengan mereka telah menodari sportifitas sepakbola. Sportifitas sebagai penonton dan pendukung.

Tapi ada satu yang patut saya acungi jempol. Berbeda dengan pendukung belanda lainnya, mba Lina Sophy menunjukkan sportifitas itu. Sebagai pendukung Tim Orange dia menulis di statusnya,

mengakui bahwa Spain lebih hebat...

hm... punya hutang tulisan sm mas Muhayat Af sebagai bentuk sportifitas... :)

Beberapa hari yang lalu saya memang membuat kesepakan dengan mba lina, pendukung tim yang kalah harus menulis di Kompasiana untuk mengakui ketangguhan tim pemenang. Mba lina harus mengakui kekalahan Belanda dari Spanyol yang saya dukung.

“ini taruhan bukan, mas?!” Tanya mba lina semalam di Grenn Café setelah melihat timnya kalah.

“ya memang taruhan.” Jawab saya.

“Ga papa ya?”

“Yang penting gak pake uang. Buat saya sendiri ini jadi motivasi saya buat nulis karena belakangan jarang nulis di kompasiana. hehehe..”

“Kalau gitu saya posting nanti sore.”

Tadinya saya sedikit kecewa karena harus menunggu sampai sore nanti untuk membuktikan sportifitas mba Lina. Tapi kekecewaan, yang cuma sedikit, itu hilang setelah mba Lina menunjukkan sedikit sportifitasnya malului status FB-nya. Dan Mba Lina akan menunjukkan sportifitas sesungguhnya sore ini. Kita tunggu saja.

Salam Sportif

12072010

Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun