Mohon tunggu...
Muhasyim Agus
Muhasyim Agus Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Putriku, Jadilah Aisyah....

13 April 2019   12:45 Diperbarui: 13 April 2019   12:47 30
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: https://www.ruangmuslimah.co  

Putriku,
Ribuan orang tua ingin mengirimkan catatan ini kepada anak gadisnya, tapi hanya sebagian saja dari mereka yang benar-benar melakukan. Dan ketika engkau menerima surat ini, semoga kerinduan ini mendapatkan tempat yang semestinya.

Putriku,
Tidak ada yang berbeda, selain hitungan beberapa kilometer saja dari rumah engkau dibesarkan dulu dengan tempat di mana engkau berjuang saat ini. Tidak ada pula yang lebih diharapkan dari seorang anak, selain rindu yang selalu diusahakan jalan keluarnya.  Dan tentunya, kami saat ini juga merindukanmu. Meski tidak terobati dengan tatapan muka, setidaknya surat ini sudah cukup menggantikannya. Sekedarnya saja.

Putriku,
Seakan baru kemarin kita bersama di bawah lindungan atap rumah ini. Lihatlah, kini kamarmu tampak semakin sepi, tapi selalu wangi dan rapi. Hingga akhirnya kamu memilih jalanmu untuk mandiri, mencoba mencari wajah-wajah teman yang baru, dan itu yang sedari dulu kau mau. Baik-baiklah kamu di Pesantren Nak, kawal cita-citamu..!

Putriku,
Kamu telah memilih kedewasaanmu lebih dini, dan itu kami hargai. Hidup dengan umurmu saat ini adalah pilihan antara diam berdiri atau lari untuk mengejar, jadi pilihlah hal yang akan membuatmu menjadi lebih terlatih. Berlarilah, kejarlah kesempatan yang mungkin hanya melintas sekali.

Putriku, DIA itu Robb-Mu...
DIA adalah tempat beristirahat saat perjalanan dunia terasa semakin berat. DIA menjadi tempat mengadu saat semua kepenatan hidup serasa tidak bersumbu. DIA adalah tempat bersandar saat semua tembok dunia jatuh berpencar. Karena Robb-Mu adalah Tuhan yang tak pernah bosan, maka mintalah apapun darinya tanpa pernah merasa habis apa yang engkau butuhkan.

Putriku, Jadilah Aisyah...
Dia adalah Humairaa', pipinya pernah kemerah-merahan seperti pipimu. Dia adalah pengikut Kebenaran yang paling setia, mendampingi Kebenaran tersebut dan menjaganya sampai berakhir di penghujung senja. Dia adalah wanita yang berkata di balik hijabnya, dan mengajarkan kalam terbaik dari Manusia mulia yang buta aksara. Dia adalah Aisyah, dia menjadi pendamping kebenaran selama hidupnya, dan semoga engkau menjadi pendamping kebenaran selama hidupmu.

Putriku, Jaga Auratmu...
Kamu adalah anakku yang tercantik, sedari dulu dan sampai nanti. Dulu engkau pernah berkata; Perhiasan wanita terhormat itu dengan cara menutupinya, dan memberi pembatas agar kelak semakin layak untuk yang halal menyentuhnya. Semoga ini akan selalu menjadi prinsipmu, dan menjadi penerang bagi manusia-manusia yang hendak mengambil cahaya.

Putriku, Berbagilah...
Jalan mencari kebaikan itu ada di mana-mana. Berusahalah menjadi baik dan paksalah untuk belajar memberi. Tidak semua yang engkau punya, harus selalu kau beri tanda, berbagilah. Ada banyak pasang mata melihat bahagia terhadap sesuatu yang kita punyai saat ini, maka bukalah sedikit jalan untuk berbagi. Jika hidup bukan karena dasar memberi, maka matahari akan selalu bermalas-malasan, sehingga akan gelaplah bumi sepanjang hari. Tak ada cahaya kehidupan.

Putriku, Bacalah...
Hingga engkau telah menyelesaikan akhir baca surat ini, simpanlah di hatimu. Hati adalah tempat penyimpanan semua jenis kosa-kata, dan akan mengolahnya menjadi sebuah kalimat terpuji yang menyegarkan harimu nanti.

Bogor, 19 Maret 2019

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun