[caption caption="Luka Dan Api Kehidupan: Terbitan Serambi"][/caption]
Judul: Luka dan Api Kehidupan
Penulis: Salman Rusdhie
Penerjemah:Yuliani Liputo
Penerbit: Serambi
Tebal:Â 300 halaman
Cetakan:Â I, September 2011
Bagi saya, membaca Luka, tidak sama semenariknya dengan membaca Harun. Kalau saja ini bukan novel sekuel dari novel sebelumnya yang memikikat saya dan bukan Rushdie yang menuliskannya; kalau Harun-Luka bukan kakak-adik di dunia nyata dan hanya tokoh fiksi semata; dan kalau ini bukan dongeng yang ditulis Rushdie sebagai hadiah untuk mereka; barangkali ketertarikan saya akan cerita Luka akan sedikit berkurang. Barangkali!
Membaca bagian paling mula dari novel ini, bagi saya, sedikit amat membosankan. Entah karena terjemahannya yang berbeda orang atau memang susunan paragraf yang ditulis Rushdie seperti itu; saya merasa bagian di awal amat lambat membuat saya panas dan terangsang. Seolah saya ingin menyerah kalah dan pasrah begitu saja.
Tapi, karena ini adiknya Harun, dan saya merasa tidak etis kalau menelantarkan Luka, saya coba terus menghidupkannya di dalam kepala.
Bagian mula yang membosankan adalah bicara tentang kisah keseharian Luka di sekolah dan kisah tentang sirkus. Atau lebih spesifik: pada bab pertama. Meskipun memang bagian mula adalah bagian pengantar ke dalam rimba raya pemikiran dan kisah Rushdie, tapi saya tetap merasa itu membosankan dan tidak menarik. Sebelum akhirnya, saya mulai terpancing ketika Luka terantuk tangga dan ia bertemu Mr.Nobodaddy, dan kemudian masuk ke dunia dongeng berlatar video game.